Selasa 15 Dec 2020 07:10 WIB

Legislator: Prioritaskan Ulama dalam Vaksinasi Covid-19

Ulama merupakan garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Maman Imanulhaq
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Maman Imanulhaq

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq mengusulkan, agar ulama dan kyai juga masuk dalam daftar prioritas vaksinasi Covid-19. Hal tersebut menyusul angka kematian ulama dan kyai di lingkungan pesantren akibat covid-19 yang kian mengkhawatirkan.

"Kalau vaksin sudah datang lalu tenaga medis didahulukan, paling tidak setelah tenaga medis, ulama dan kyai lah yang seharusnya didahulukan untuk mendapatkan proses vaksinasi," kata Maman kepada Republika, Senin (14/12).

Alasannya, ulama merupakan garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Maman menambahkan peran ulama juga diperlukan untuk menyebarkan optimisme, serta menyebarkan juga pesan-pesan tentang bahaya Covid-19 dan sebagainya. 

"Saya sebagai anggota Komisi VIII tentu meminta perhatian dari negara agar covid-19 ini betul-betul kita tanggulangi bersama," ujarnya.  

Sementara itu Anggota Komisi VIII DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)  Bukhori Yusuf menilai pemerintah harus berhati-hati dalam memberikan vaksin kepada ulama dan kyai. Sebab sampai saat ini izin belum dikeluarkan BPOM. Begitu juga MUI yang belum mengeluarkan sertifikasi halal terhadap vaksin Covid-19.

"Untuk kali ini tentu harus dipastikan terlebih dahulu keamanan dan kehalalan vaksin sebelum disuntikkan kepada masyarakat termasuk guru dan kyai," ucap Bukhori, Ahad.

Dirinya juga berpesan agar para santri dan guru-guru di pesantren tetap patuhi penerapan protokol kesehatan. 

Sebelumnya  Ketua Umum Pimpinan Pusat Asosiasi Pesantren NU atau Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin mengatakan hingga Selasa (8/11) tercatat sudah ada 207 kiai dan nyai yang wafat dengan dugaan kuat akibat Covid-19. Kasus Covid-19 juga ditemukan di 110 pesantren.     

"Karena itu, negara harus hadir secara terpadu untuk mengatasi pandemi Covid-19," ujar kyai yang akrab disapa Gus Rozin dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jum'at (11/12) lalu.

Gus Rozin menilai, wafatnya para guru di pesantren tersebut menjadi sebuah kehilangan yang sangat besar sekaligus ancaman serius bagi kalangan pesantren dan juga bangsa Indonesia pada umumnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement