Selasa 15 Dec 2020 06:05 WIB

15 Gedung Isolasi Kurang SDM, Jabar Libatkan TNI/Polri

Jelang akhir tahun, tingkat keterisian tempat tidur di RS rujukan semakin menipis,

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (tengah) bersama Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto (kanan) dan Kepala Kejati Jabar Ade Adhyaksa (kiri) berjalan keluar gedung seusai menjalani pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Garuda, Kecamatan Andir, Bandung, Jawa Barat, Senin (14/12/2020). Ridwan Kamil menjalani uji klinis tahap akhir berupa pemeriksaan darah dalam rangkaian uji klinis tahap III vaksin COVID-19 Sinovac.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (tengah) bersama Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto (kanan) dan Kepala Kejati Jabar Ade Adhyaksa (kiri) berjalan keluar gedung seusai menjalani pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Garuda, Kecamatan Andir, Bandung, Jawa Barat, Senin (14/12/2020). Ridwan Kamil menjalani uji klinis tahap akhir berupa pemeriksaan darah dalam rangkaian uji klinis tahap III vaksin COVID-19 Sinovac.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus mematangkan rencana penyiapan 15 gedung tambahan untuk ruang isolasi pasien COVID-19. Jelang akhir tahun, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan semakin menipis. 

Gubernur Jabar Ridwan Kamil, mengikuti telekonferensi bersama Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (RI) Luhut Binsar Pandjaitan bersama para menteri Kabinet Kerja, serta Gubernur DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. 

Telekonferensi dilanjutkan dengan rakor Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar di Gedung Sate. 

Ridwan Kamil melaporkan strategi dan beberapa opsi lokasi gedung tambahan yang akan dipergunakan untuk isolasi mandiri pasien COVID-19. Termasuk, kemungkinan ada tambahan lagi dari TNI Angkatan Darat di mana Kantor Pusdik dan Secapa Kota Bandung akan dipinjam-pakai selama satu bulan. 

Untuk itu, menurut Ridwan Kamil, Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar segera menganalisis rasio gedung tambahan dengan ketersediaan tenaga kesehatan. 

Menurutnya, jumlah gedung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak seimbang.  “Apabila ada kekurangan SDM, maka akan subsidi silang dengan kota/kabupaten yang kasusnya rendah,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (14/12).

Jika masih belum cukup juga, kata dia, Komite Kebijakan COVID-19 Jabar akan meminta bantuan TNI/Polri untuk mengaktifkan tenaga kesehatannya. “Apakah bisa di-cover oleh nakes TNI/Polri. Jabar ini luas jadi ada daerah yang bebannya rendah itu akan kita BKO ke daerah yang bebannya tinggi,” katanya.  

Opsi terakhir, kata dia, yakni mengaktifkan relawan yang telah direkrut dengan kemungkinan besar menambah lebih banyak relawan. 

Dengan strategi matang dan berbagai opsinya, Emil yakin semuanya berjalan lancar sehingga rasio keterisian tempat tidur bisa turun. Saat ini tingkat keterisian mencapai 75 persen. “Mungkin minggu depan bisa turun dengan bertambahnya jumlah bed dan ruang isolasi mandiri,” katanya. 

Meski makin banyak pasien COVID-19, kata dia, namun tingkat kesembuhan di Jabar per 13 Desember 2020 tetap tinggi yakni 81,98 persen, sementara angka nasional 81,90 persen. Tingkat kematian 1,6 persen di bawah angka nasional 3,0 persen. Trennya menurun selama 14 hari terakhir. Dan angka Reproduksi Efektif (Rt) per 9 Desember 2020 di angka 1,61.   

Adapun dari data per 7-13 Desember 2020, ada 8 daerah masuk Zona Merah (Risiko Tinggi) yakni Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Depok, dan Kota Cimahi.

“Kepada yang ada di zona merah untuk terus memperhatikan potensi yang akan terjadi,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement