Selasa 15 Dec 2020 05:47 WIB

Pemerintah Diminta Beri Keteladanan Soal Pencegahan Covid-19

Minimnya keteladanan menimbulkan efek domino di masyarakat yang ikut abaikan prokes.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman meminta, pemerintah serius menggalakkan pencegahan Covid-19. Salah satu caranya dengan memberi teladan pada masyarakat.

Dicky menyarankan, pemerintah mengevaluasi program edukasi Covid-19 yang selama ini dijalankan. Dengan begitu dapat diketahui jika masih ada yang belum tepat baik saat awal pandemi maupun saat rencana program vaksin.

"Selain strategi komunikasi risiko yang dilakukan dengan tepat dan efektif, juga perlu role model (keteladanan)," kata Dicky pada Republika, Senin (14/12).

Dicky menyoroti, aparat pemerintah justru gagal memberi contoh pencegahan Covid-19. Hal ini lalu menimbulkan efek domino di masyarakat yang ikut-ikutan mengabaikan protokol kesehatan.

"Keteladanan juga masih minim, di tiap tingkatan. Termasuk di perkantoran-perkantoran, sehingga protokol hanya ada di atas kertas," ujar Dicky.

Dicky menekankan, salah satu prinsip strategi komunikasi risiko adalah membangun kesadaran dan kewaspadaan. Artinya, data atau info yang disampaikan harus komprehensif dan berimbang antara berita baik dan buruk. 

Namun, pemerintah malah terkesan mengabaikannya. "Rapat-rapat tatap muka masih dan makin menjamur. Perjalanan-perjalanan dinas tidak terkendali," ungkap Dicky.

Sebelumnya, Ketua Sub-Bidang Kesehatan Bidang Koordinasi Relawan Satgas Covid-19, Jossef F William mengatakan, akan memberikan pelatihan kepada 3 ribu relawan untuk diterjunkan ke masyarakat guna memberikan edukasi akan bahaya Covid-19.

Nantinya, para relawan ditugaskan untuk terus memberikan edukasi tentang Covid-19. Serta melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan masyarakat. Hal itu mengingat masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya Covid-19. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement