Selasa 15 Dec 2020 02:24 WIB

Google Ungkap Penyebab Layanan Youtube Down

Gangguan Layanan Google terjadi selama sekitar 45 menit.

YouTube
Foto: EPA
YouTube

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raksasa teknologi Google mengungkap penyebab gangguan layanan Google yang mencakup Gmail dan Youtube di berbagai negara, termasuk Indonesia. Google mengatakan 'masalah kuota penyimpanan internal' adalah penyebab down secara global.

Google telah mengonfirmasi penyebab down layanan di seluruh dunia pada hari Senin (14/12) petang disebabkan oleh kesalahan teknis di dalam sistem internal. Raksasa teknologi itu melihat semua aplikasi utamanya, termasuk YouTube dan Gmail, offline pada Senin petang WIB. Hal ini membuat jutaan orang tidak dapat mengakses layanan utama.

Baca Juga

“Hari ini, pada pukul 03.47 PT Google mengalami gangguan sistem otentikasi selama kurang lebih 45 menit karena masalah kuota penyimpanan internal. Layanan yang mengharuskan pengguna untuk masuk mengalami tingkat kesalahan yang tinggi selama periode ini, "kata juru bicara Google dalam sebuah pernyataan.

Insiden tersebut memiliki dampak yang luas. Layanan Google lainnya seperti Google Maps, serta Kalender dan aplikasi Google Drive, semuanya terdampak dan tak bisa diakses.

Pengunjung yang mencoba mengunjungi situs web YouTube disambut dengan pesan "Ada yang tidak beres."

Youtube merupakan salah satu layanan Google yang paling banyak digunakan di dunia. YouTube memiliki lebih dari dua miliar pengguna aktif. Sedangkan Gmail adalah platform email paling populer di dunia dengan lebih dari 1,5 miliar pengguna.

Situs web pemantauan layanan Down Detector juga melaporkan  pengguna memiliki masalah yang ditandai saat mengakses Google Play Store dan alat komunikasi Google Meet dan Hangouts.

Menanggapi insiden tersebut, Adam Leon Smith, ketua Kelompok Minat Khusus dalam Pengujian Perangkat Lunak di BCS, Chartered Institute for IT, menyoroti masalah yang dialami oleh pengguna Google selama gangguan. Insiden ini menjadi pertanda betapa manusia bergantung pada teknologi dunia saat ini.

“Ketergantungan kami pada teknologi telah berkembang pesat, tetapi jumlah yang dihabiskan untuk keandalan, pengujian, dan kualitas tidak tumbuh secara paralel," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement