Senin 14 Dec 2020 15:35 WIB

Uni Eropa Sepakat Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca 55 Persen

Aktivis iklim mengkritik target 55 persen belum cukup.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Pembangkit listrik tenaga batu bara berdiri bersebelahan dengan generator angin di Gelsenkirchen, Jerman. Dunia mencapai rekor terbaru karbon dioksida yang memerangkap panas di atmosfer meski emisi berkurang karena pandemi covid-19.
Foto: AP Photo/Martin Meissner
Pembangkit listrik tenaga batu bara berdiri bersebelahan dengan generator angin di Gelsenkirchen, Jerman. Dunia mencapai rekor terbaru karbon dioksida yang memerangkap panas di atmosfer meski emisi berkurang karena pandemi covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Para pemimpin Uni Eropa pada hari Jumat (11/12) mengumumkan mereka telah setuju untuk memangkas emisi gas rumah kaca setidaknya 55 persen pada tahun 2030. Keputusan itu dicetuskan setelah negosiasi yang berlangsung sepanjang malam di KTT 27 negara anggota UE di Brussel.

"Eropa adalah pemimpin dalam perang melawan perubahan iklim. Kami memutuskan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca kami setidaknya 55 persen pada tahun 2030," kata presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel di Twitter, Jumat (11/12).

Baca Juga

Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen memujinya sebagai cara yang bagus untuk merayakan ulang tahun pertama dari "Kesepakatan Hijau" Uni Eropa.

Dia mengatakan pengurangan emisi setidaknya 55 persen dari tingkat 1990 menempatkan UE pada jalur yang jelas menuju netralitas iklim pada tahun 2050.

Keputusan tersebut merupakan revisi dari tujuan UE sebelumnya untuk memotong setidaknya 40 persen emisi rumah kaca pada akhir dekade ini.

Itu terjadi satu hari sebelum peringatan lima tahun perjanjian iklim Paris, yang akan ditandai pada akhir pekan dengan "KTT Ambisi Iklim" virtual yang diselenggarakan bersama oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, Inggris, dan Prancis.

Namun, para pecinta lingkungan mengatakan bahwa kesepakatan itu tidak cukup dan tidak akan membawa perubahan drastis yang diperlukan untuk memerangi keadaan darurat iklim.

Anggota parlemen Eropa pada bulan Oktober menyerukan pengurangan emisi hingga 60 persen dari tingkat tahun 1990. Greenpeace menyerukan pengurangan emisi hingga 65 persen.

MEP Jytte Guteland, pelapor undang-undang iklim Uni Eropa, mengatakan bahwa orang tidak boleh tertipu hingga berpikir bahwa keputusan Dewan sudah cukup.

"Penting untuk tidak tertipu dengan berpikir bahwa target bersih 55 persen sudah cukup. Saya memiliki mandat yang kuat dari perwakilan terpilih di Parlemen Eropa untuk mendorong lebih banyak ambisi iklim. Saya berniat melakukannya ketika kita bertemu dan bernegosiasi," Guteland mencuit pada Jumat pagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement