Senin 14 Dec 2020 13:29 WIB

Tips Atasi Gangguan Kulit dalam Pengobatan Kanker dari YKPI

Setiap pengobatan yang dilakukan oleh para pasien kanker memiliki efek samping.

Dokter Danang Tri Wahyudi, Sp. KK memberikan penjelasan dalam webinar Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dengan tema “Tetap Cantik Selama Pengobatan Kemoterapi dan Radiasi, Tips Perawatan Kulit dan Mencegah Efek Samping
Foto: DOK YKPI
Dokter Danang Tri Wahyudi, Sp. KK memberikan penjelasan dalam webinar Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dengan tema “Tetap Cantik Selama Pengobatan Kemoterapi dan Radiasi, Tips Perawatan Kulit dan Mencegah Efek Samping" akhir pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit kanker saat ini punya berbagai pilihan dalam pengobatan untuk memperlambat penyebaran sel kanker. Ada kemoterapi, radiasi, dan banyak lagi yang bisa diambil oleh para pasien kanker. Sayangnya, setiap pengobatan yang dijalani mengandung efek samping yang tidak sedikit dan dapat mengganggu pasien dalam kehidupan sehari-hari. 

Dokter Danang Tri Wahyudi, Sp. KK menjelaskan, setiap pengobatan yang dilakukan oleh para pasien kanker memiliki efek samping. Efek samping tersebut terjadi pada kulit, rambut, dan kuku. Terutama yang menjalani kemoterapi dan radiasi.

"Sering terjadi kekeringan pada kulit yang hampir selalu terjadi. Kalau ringan memang tidak terlalu mengganggu, tetapi jika sampai hebat sekali tentunya akan menimbulkan rasa gatal dan akan sangat mengganggu kualitas hidup,” jelas dokter Danang saat menjadi narasumber webinar Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dengan tema “Tetap Cantik Selama Pengobatan Kemoterapi dan Radiasi, Tips Perawatan Kulit dan Mencegah Efek Samping" akhir pekan lalu.

Dokter yang masih aktif di organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini juga memaparkan ada beberapa efek samping di bidang dermatologi yang terjadi pada pasien kanker yang menerima obat onkologi sistemik. Yang sering terjadi adalah alopecia. Alopecia ini bisa hanya sementara tetapi juga bisa permanen. Kemudian, menurut dokter Danang adalah sindrom tangan dan kaki. Menurut dia, ini juga sangat mengganggu karena tangan bisa memerah atau luka-luka. 

Kemudian yang berikutnya adalah perubahan pada kuku. Seperti rusak pada kuku, perubahan pigmen atau kukunya menjadi rapuh,” "kata dokter Danang dalam keterangan media yang diterima Republika.co.id.

DOkter Danang memberikan solusi bagi para pasien kanker yang telah menjalani pengobatan khususnya kemoterapi dan mendapat efek samping yang cukup mengganggu dalam kehidupan sehari-hari sang pasien. Ia mengatakan, penggunaan pelembab berupa krim atau lotion dapat membantu kulit kering atau pecah-pecah. 

Pelembab dapat digunakan tebal  pada malam hari atau dibungkus dengan kaüs kaki. Kenapa dibungkus, karena dengan dibungkus diharapkan pelembab tersebut meresap lebih ke dalam kulit sehingga dapat memberikan efek kelembaban yang lebih lama," kata dia. 

Langkah berikutnya, menghindari mandi dengan waktu yang lama. Mandi dengan menggunakan air panas lebih baik.  Kemudian penggunaan sabun dengan pelembab dengan pH yang tidak basah. Setelah mandi segera gunakan pelembab untuk menjaga kulit tetap terhidrasi. 

"Waktunya lima menit pertama. Jadi begitu selesai mandi, handukan dan kira-kira dalam jangka waktu lima menit langsung menggunakan pelembab,” kata dokter Danang memaparkan.

Penyelenggara webinar yang diketuai oleh Linda Agum Gumelar sebagai ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) diikuti oleh sejumlah penyintas kanker payudara dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka ada yang berasal dari Bali, Surabaya, Bekasi, Depok, Kendari, Bandung, Malang, Banyuwangi, Cirebon, dan Jakarta. Linda berharap webinar ini bisa membantu para penyintas kanker mengatasi masalah gangguan yang tengah dihadapi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement