Senin 14 Dec 2020 10:52 WIB

Teladan 2 Umar yang tak Aji Mumpung Gunakan Fasilitas Negara

Khalifah Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz tak serakah

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Khalifah Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz tak serakah Umar ibn Khattab (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Khalifah Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz tak serakah Umar ibn Khattab (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kejujuran aparatur negara bukan saja diteladankan generasi salaf baik pada masa sahabat ataupun tabiin. Tak terkecuali yang dicontohkan oleh dua khalifah yang masih mempunyai hubungan nasab ini yaitu Umar bin Khatab dan Umar bin Abdul Aziz.  

Dikutip dari buku Harta Haram Muamalat Kontemporer karya Erwandi Tarmizi, Umar bin Khattab RA penakluk dua imperium besar di masanya, Romawi dan Persia, memakai pakaian yang bertambal. 

Baca Juga

Imam Malik meriwayatkan dalam Al-Muwaththa, bahwa Anas bin Malik RA, "Aku melihat Umar bin Khattab pada masa khilafahnya memakai jubah yang bertambal di dua pundaknya." 

Ibnu Zanjuwaih (wafat 247 Hijriyah) meriwayatkan dalam bukunya al-Amwal, ia berkata, "Umar bin Khattab memiliki seekor unta. Budaknya memerah susu unta setiap hari untuknya. Suatu ketika, budak membawa susu unta ke hadapan Umar. Umar berfirasat lain dan dia bertanya kepada budaknya, "Susu unta dari mana ini?"

Budaknya menjawab, "Seekor unta miIik negara (baitul maal) yang telah kehilangan anaknya, maka saya perah susunya agar tidak kering, dan ini harta Allah". Umar berkata, "Celakalah engkau! Engkau beri aku minuman dari neraka!"   

Sementara itu kisah lainnya datang dari Umar bin Abdul Aziz. Umar bin Abdul Aziz khalifah Bani Umayyah yang memerintah pada tahun 99 Hijriyah hingga ia wafat tahun 101 Hijriyah. Ia memimpin dua per tiga belahan dunia pada waktu itu.

Pada suatu musim dingin seorang budaknya selalu membawakan air panas untuk ia berwudhu. Suatu ketika ia menanyakan kepada budaknya di mana air wudhu itu dipanaskan. Budaknya menjawab, "Aku memanaskannya di atas tungku dapur umum milik baitul maal".

Seketika Umar memerintahkan Muzahim (orang kepercayaannya) untuk memperkirakan berapa kayu bakar dapur umum selama ini terpakai untuk memanaskan air wudhunya, lalu ia membeli kayu bakar sebanyak yang ditaksir dan menyerahkannya ke dapur umum (Sirah Umar bin Abdul Aziz).

Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa gubernur Yordan mengirim dua keranjang kurma ke khalifah Umar bin Abdul Aziz. Saat kurma diterima, khalifah bertanya, "Pakai kendaraan apa Kurma ini dibawa dari Yordan? " Kurir menjawab, "Kendaraan (kuda) pos milik negara." 

Umar berkata, "Pergilah engkau ke pasar dan juaI kurma ini, lalu serahkan uang hasil penjualannya ke baitul maaI".

Kurir itu menjualnya di pasar dan dibeli salah seorang laki-laki dari Bani Marwan (kerabat khalifah). Lalu ia menghadiahkannya kepada khalifah.

Saat melihat dua keranjang kurma itu, Umar yakin bahwa kurma itu adalah hadiah dari gubernur Yordan tadi. la pun memakan satu keranjang bersama hadirin yang berada di majelisnya dan satu keranjang lagi dikirim ke istrinya. Lalu ia mengeluarkan uang seharga dua keranjang kurma dan menyerahkannya ke baitul maal (Tarikh Dimasyq).    

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement