Sabtu 12 Dec 2020 20:39 WIB

Menkop UKM Dorong UMKM di Sultra Bangkit dari Pandemi

Banyak usaha UMKM yang belum berbadan hukum.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kanan) dan Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi (kedua kanan) menghadiri Semarak Pasar UKM di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (12/12/2020). Menteri Koperasi dan UKM berharap di daerah di Indonesia harus memiliki produk UMKM unggulan agar bisa bersaing dengan produk asing di pasar global maupun dalam negeri.
Foto: Antara/Jojon
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kanan) dan Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi (kedua kanan) menghadiri Semarak Pasar UKM di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (12/12/2020). Menteri Koperasi dan UKM berharap di daerah di Indonesia harus memiliki produk UMKM unggulan agar bisa bersaing dengan produk asing di pasar global maupun dalam negeri.

IHRAM.CO.ID,KENDARI -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mendorong koperasi dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Sulawesi Tenggara agar bisa bangkit dari pandemi Covid-19. Teten mengatakan koperasi dan pelaku UMKM harus bisa bangkit karena mampu berkontribusi Pada pertumbuhan ekonomi nasional.

"Jadi kita harus efektifkan belanja pemerintah, konsumsi masyarakat untuk menyerap produk UMKM. Salah satu pendongkrak pembangunan ekonomi bangsa adalah UMKM," kata Teten Masduki, saat menghadiri "Acara Semarak Pasar UKM Sulawesi Tengggara 2020" di Kendari, Sabtu (12/12).

Ia menyampaikan, UMKM juga harus bisa melakukan tiga transformasi, pertama harus transformasi dari informal ke formal. Menurut dia, banyak usaha UMKM yang belum berbadan hukum, belum berbadan usaha, dan di dalam struktur UMKM khususnya usaha mikro dari waktu ke waktu tidak pernah berubah.

"Jadi semakin banyak, apalagi selama pandemi ini jumlah usaha mikro semakin banyak karena banyak orang yang kehilangan pekerjaan, pasti dia membuka warung baik digital maupun warung offline," ujar Teten.

Ia memaparkan, di dalam Undang-undang Cipta Kerja untuk mendorong Transformasi dari informal ke formal terdapat berbagai kemudahan pendaftaran, pendirian usaha PT termasuk izin kesempatan UMKM untuk naik kelas.

Kemudian, transformasi yang kedua adalah menggunakan transformasi digital dan penerapan teknologi. Menurutnya, hal itu baik untuk pemasaran, mengefisienkan bisnis proses termasuk untuk pembayaran digital.

"93 persen wilayah Indonesia kalau dari catatan e-commerce sekarang bisa diakses lewat pasar digital. Jadi ini ada keterkaitan dengan perbaikan infrastruktur internet termasuk juga struktur logistik," ujarnya.

Selanjutnya, transformasi berikutnya adalah penggunaan teknologi produksi, hal itu penting agar produk produk UMKM memiliki daya saing dan memiliki standarisasi sesuai produk produk dari luar negeri. "Produk UMKM kita harus distandarisasi sekelas produk dunia. Karena itu maka perbaikan teknologi produksi ini mutlak kita lakukan," katanya.

Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengatakan UMKM adalah pilar utama perekonomian nasional pelaku usaha merupakan tumpuan harapan untuk menjadi penyebab lapangan kerja, sumber pendapatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan Semarak pasar UKM di Sultra adalah sebuah aksi kemitraan yang diinisiasi oleh pemerintah provinsi melalui Dinas Koperasi dan UKM Sulawesi Tenggara bersama Elfata Institute, untuk memperkuat modal pemberdayaan UKM dan juga wujud dari apresiasi pemerintah terhadap keberadaan UKM.

"Tujuan spesifik dari kegiatan ini adalah untuk memberikan ruang kesempatan kepada pelaku UKM dalam meningkatkan kapasitasnya, fasilitas solusi permasalahan utama yang dihadapi para pelaku UKM, membuka peluang fasilitasi kemitraan, promosi produk, dan peningkatan kepercayaan diri dalam menjalankan usahanya dengan adanya penghargaan," ucap Gubernur Sultra.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement