Sabtu 12 Dec 2020 19:22 WIB

Membangun Kembali Masjid-Masjid yang Dihancurkan Armenia 

Restorasi masjid dan situs keagamaan di Armenia kembali dipulihkan

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
IRestorasi masjid dan situs keagamaan di Armenia kembali dipulihkan. Ilustrasi Masjid Goy, Armenia.
Foto: worldbulettin.com
IRestorasi masjid dan situs keagamaan di Armenia kembali dipulihkan. Ilustrasi Masjid Goy, Armenia.

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU – Sekelompok spesialis mulai mengerjakan proyek untuk merestorasi (memulihkan) monumen keagamaan dan masjid-masjid, yang dihancurkan  orang-orang Armenia di wilayah Azerbaijan yang dibebaskan. Proyek tersebut dilakukan atas instruksi dari Presiden Yayasan Heydar Aliyev, Mehriban Aliyeva.

Kepala perusahaan Atelier Erich Pummer GesmbH di Austria, arsitek Erich Pummer, sebelumnya mengunjungi Masjid Aghdam di wilayah Nagorno-Karabakh dan menilai kondisinya saat ini.

Baca Juga

Karena itulah, Yayasan Haidar Aliyev kemudian mulai melaksanakan proyek pemulihan monumen keagamaan dan masjid di wilayah Nogorno-Karabakh yang merupakan warisan nasional rakyat Azerbaijan.

Dalam proyek tersebut, para pakar setempat dan asing akan memulihkan, melestarikan, dan merekonstruksi tempat-tempat suci warga Azerbaijan di wilayah tersebut. Pekerjaan yang relevan itu telah mulai dilakukan guna memulihkan tempat-tempat ibadah keagamaan di distrik Shusha dan Aghdam, yang hancur selama tahun-tahun pendudukan.

Hubungan antara Azerbaijan dan Armenia, yang merupakan negara bekas republik Soviet, telah bersitegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, juga dikenal sebagai Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang diakui sebagai bagian dari Azerbaijan. 

Bentrokan terbaru meletus pada 27 September 2020. Tentara Armenia melanjutkan serangannya terhadap warga sipil dan pasukan Azerbaijan, bahkan melanggar perjanjian gencatan senjata kemanusiaan, selama 44 hari.  

Baku telah membebaskan beberapa kota dan hampir 300 pemukiman dan desanya dari pendudukan Armenia selama ini. Pada 10 November 2020, kedua negara menandatangani perjanjian yang ditengahi Rusia untuk mengakhiri pertempuran dan sepakat bekerja menuju resolusi yang komprehensif. Turki menyambut baik gencatan senjata, yang dihasilkan dari keberhasilan militer Baku melawan Yerevan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement