Rabu 16 Dec 2020 03:58 WIB

Mengejar Kilometer Saat Pandemi, Buat Apa?

Olahraga dengan intensitas tinggi cenderung menurunkan imunitas tubuh.

 Seorang wanita lari pagi di depan gedung pencakar langit di kawasan Marina Dubai.  (AP/Kamran Jebreili)
Seorang wanita lari pagi di depan gedung pencakar langit di kawasan Marina Dubai. (AP/Kamran Jebreili)

Oleh : Ani Nursalikah*

REPUBLIKA.CO.ID, Di bulan terakhir 2020, saya akhirnya menemukan sebuah jurus jitu. Jurus ini bagi saya cukup ampuh mengusir sejenak penat tak berujung selama sembilan bulan masa pandemi Covid-19.

Lari menjadi jurus saya. Sejak 1 Desember lalu, hanya satu hari saya absen lari. Ajang lari virtual yang makin populer saat pandemi menjadi salah satu faktor pendorong. Alhasil, makin rajin mengejar kilometer setiap hari.

Sisi positifnya, tubuh jadi aktif bergerak setiap hari. Asupan makanan juga lebih diperhatikan.

Seperti yang kita tahu, aktif berolahraga sangat baik untuk melindungi sistem imun tubuh. Imunitas tubuh sangat penting demi menangkal virus Covid-19.

Olahraga memang jadi serba salah di masa pandemi ini. Ingin keluar rumah, tapi khawatir terpapar virus corona.

Namun, terlalu lama berada di dalam rumah justru menimbulkan tekanan psikis. Belum lagi kelelahan menerpa karena batas pekerjaan dan urusan rumah tangga yang menjadi kabur.

Semua itu menambah beban psikologi dan fisik. Jika tak tertangani dengan baik, ujung-ujungnya bisa stres, bahkan depresi.

Setahun terakhir, saya mulai menggemari lari meski belum rutin melakukannya. Mengapa saya pilih lari? Lari adalah olahraga yang murah meriah dan bisa dilakukan dimana pun asal ada kemauan. Nah, ini nih yang sulit.

Rasa mager alias malas gerak susah sekali dikalahkan. Rasanya ingin terus rebahan di tempat tidur dan tidak mau melakukan apa pun. Di sinilah pentingnya motivasi, entah dari seseorang atau hal lain.

Ingatlah bahwa tubuh manusia sejatinya memang didesain untuk bergerak. Tidak perlu cepat ketika berlari atau berolahraga. Setop membandingkan diri dengan orang lain dan lakukan sesuai dengan kemampuan. Dengarkan tubuhmu.

Perlu diingat juga, olahraga dengan intensitas tinggi cenderung menurunkan imunitas tubuh. Apabila imunitas tubuh turun akan lebih mudah terkena virus Covid-19.

Tidak kuat berlari? Jalan kaki pun tidak masalah.

Menurut British Journal of Sports Medicine, berjalan kaki minimal 11 menit sehari sudah cukup untuk mengurangi efek gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Analisis menunjukkan, sekitar 30-40 menit olahraga sedang atau jalan kaki per hari adalah model yang paling konservatif.

Manfaat jalan kaki ini bahkan bisa membantu masalah mental, seperti meredakan stres. Berolahraga secara teratur juga dapat meredakan depresi serta kecemasan.

Memprioritaskan kesehatan mental sangat penting tahun ini. Keluar rumah untuk berjalan-jalan adalah cara yang bagus untuk menghilangkan stres dan menghentikan karantina yang monoton.

Rasulullah SAW seperti dalam riwayat Bukhari dan Muslim menganjurkan orang tua mengajarkan anaknya berenang, menunggang kuda, dan memanah. Di riwayat lainnya, Nabi Muhammad juga melakukan lomba lari dengan istrinya, Aisyah. Selain itu, disebutkan Nabi Muhammad selalu berjalan kaki jika hendak ke masjid.

Riyadhah atau olahraga dalam Islam sebenarnya tak hanya digunakan untuk istilah olah tubuh untuk kebugaran, tapi juga untuk olah jiwa. Imam Ibnu Qayyim al-Jawziyyah (1292-1350 M) dalam bukunya, Zad al-Ma'ad, menekankan pentingnya berolahraga dan efeknya pada tubuh. Bagaimana olahraga memperkuat dan membentuk imunitas tubuh terhadap penyakit.

Di saat pandemi, jangan lupakan protokol kesehatan. Protokol kesehatan, mau tidak mau, kini sudah jadi bagian hidup sehari-hari. Pakai masker, cuci tangan atau pakai hand sanitizer, dan jaga jarak wajib hukumnya.

Carilah waktu di pagi atau sore hari untuk berolahraga saat belum banyak orang, sehingga bisa menghindari kerumunan. Ajak keluarga dekat untuk saling menyemangati.

Apakah saya berlari dengan cepat? Tidak juga.

Tiap orang memiliki tujuan masing-masing saat berlari. Tujuan saya adalah menjaga tubuh tetap aktif bergerak, menjaga imunitas, dan tetap sehat lahir batin. Suatu hal yang sangat berharga saat ini. Saya bisa, kamu juga pasti bisa melakukannya.

Apalagi, infeksi Covid-19 di Indonesia sudah melampaui angka 605 ribu hingga Jumat (11/12). Jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 bukannya menurun, justru makin melonjak.

Makin santer kita dengar pejabat, petinggi, dan pesohor yang terinfeksi Covid-19. Berita soal penambahan ruang isolasi juga wara-wiri di telinga.

Manusia kini harus bertahan masing-masing. Perkuat diri, mental dan fisik, dengan aktif bergerak.

*) Penulis adalah jurnalis republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement