Jumat 11 Dec 2020 23:59 WIB

Pendampingan Ekspor Kemendag Catat Transaksi 2,47 Juta Dolar

Program pendampingan ekspor Kemendag digelar di empat wilayah

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto. Agus Suparmanto menyatakan Program pendampingan ekspor Kementerian Perdagangan (Kemendag) atau Export Coaching Program (ECP) 2020 raih transaksi 2,47 dolar AS
Foto: BNPB Indonesia
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto. Agus Suparmanto menyatakan Program pendampingan ekspor Kementerian Perdagangan (Kemendag) atau Export Coaching Program (ECP) 2020 raih transaksi 2,47 dolar AS

REPUBLIKA.CO.ID, PJAKARTA -- Program pendampingan ekspor Kementerian Perdagangan (Kemendag) atau Export Coaching Program (ECP) 2020 yang dilaksanakan di empat wilayah, yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Banyuwangi, mencatat nilai transaksi ekspor sebesar 2,47 juta dolar AS. Jumlah tersebut setara Rp 34,9 miliar. 

Transaksi itu dicetak oleh 41 eksportir hasil pendampingan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag. “Capaian ini sangat membanggakan karena nilai yang dibukukan cukup besar dan dilakukan di tengah pandemi Covid-19 yang penuh tantangan. Keberhasilan ini merupakan hasil dari komitmen kuat dari BBPPEI Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag serta kerja keras para pelaku usaha,” ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto pada Jumat (11/12).

Dari 41 eksportir atau pelaku usaha tersebut, sebagian besar merupakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Produk yang diekspor pun beraneka ragam antara lain furniture, gula semut, kopi, keripik, sapu, bangkirai/decking kayu, arang briket, pala, ubi, vegetable acid oil, batu apung, kerajinan, plywood, 

sayuran, dan mie kering. 

Adapun negara yang menjadi tujuan ekspor adalah Spanyol, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, Taiwan, Selandia Baru, Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Inggris, Thailand, Polandia, Australia, Jerman, Lithuania, Jamaika, Prancis, Pakistan, Malaysia, Singapura, Nigeria, Dominika, dan Maladewa.Mendag menjelaskan, dalam pelepasan ekspor serentak minggu lalu yang turut diikuti beberapa peserta ECP binaan Kemendag, Presiden RI Joko Widodo berpesan agar menambah kegiatan ECP guna meningkatkan jumlah eksportir baru dan memberikan dampak bagi pemulihan ekonomi nasional pascapandemi. 

“Kemendag akan terus mendampingi, mendorong, dan memberikan fasilitasi kepada para pelaku usaha potensial. Hal itu untuk mempersiapkan diri guna mendukung peningkatan ekspor secara nasional,” lanjut Agus. 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Kasan menyampaikan, pendampingan dalam ECP berlangsung selama kurang lebih setahun. Pendampingan mencakup kegiatan peningkatan kualitas produk, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk bagi tujuan ekspor, pengembangan SDM ekspor, pengembangan pasar dan mencari potensial buyer. 

“Melalui ECP, pelaku usaha mendapat bimbingan mengenai tata cara ekspor dan informasi seputar negara tujuan ekspor. Para peserta juga dapat membuka peluang di negara tujuan ekspordengan didampingi praktisi ekspor,” ujar Kasan.

Perlu diketahui, ECP merupakan kegiatan pendampingan ekspor Kemendag yang telah dilaksanakan sejak 2010. Program ini dikhususkan bagi para pelaku usaha yang berorientasi ekspor dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan serta memperoleh rekomendasi dari dinas yang membidangi urusan perdagangan di masing-masing daerah.

Pada situasi pandemi ini, Kemendag melalui PPEI juga menggelar berbagai kegiatan daring. Salah satunya seminar ekspor yang dilakukan secara virtual bekerja sama dengan perwakilan 

perdagangan di luar negeri. Selain itu, PPEI turut merekomendasikan para peserta pendampingan (ECP) untuk mengikuti sejumlah kegiatan penjajakan kerja sama dagang (business matching) secara virtual yang diselenggarakan perwakilan perdagangan dengan calon mitra potensial di negara tujuan ekspor. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement