Sabtu 12 Dec 2020 00:01 WIB

Baliho Ucapan Duka untuk Laskar FPI di Jogokariyan Dicopot

Pencopotan baliho dengan alasan menjaga kondusivitas Kota Yogyakarta.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
Masjid Jogokariyan di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Masjid Jogokariyan di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Takmir Masjid Jogokariyan menyampaikan ucapan duka cita wafatnya enam Laskar FPI dalam penembakan di Tol Cikampek melalui baliho dan spanduk di sekitar Masjid Jogokariyan. Namun, tidak sampai satu hari, baliho dan spanduk dicopot Satpol PP.

Baliho dan spanduk sendiri tidak berisi banyak tulisan. Hanya ungkapan duka cita, dan ucapan doa kepada enam orang yang telah meninggal dunia agar mendapat pahala kesyahidan, serta foto-foto dari enam Laskar FPI yang meninggal dunia tersebut.

Baca Juga

Lewat akun Twitternya @jogokariyan, Takmir Masjid Jogokariyan mengatakan, penembakan itu menimbulkan luka yang dalam di hati segenap umat, apalagi di hati orang tua yang telah membesarkannya. Mereka turut menegaskan Islam menghargai jiwa seseorang.

"Cukup menjadi manusia untuk memahami persoalan yang mengiris hati umat ini. Islam menghargai jiwa seseorang," tulis Takmir Masjid Jogokariyan, Jumat (11/12).

Namun, tidak sampai 24 jam, pencopotan dilakukan ke baliho dan spanduk tersebut pada pada Jumat (11/12) sore oleh Satpol PP. Takmir Masjid Jogokariyan mengungkapkan, ada beberapa pihak yang meminta mereka untuk mencopot baliho dan spanduk tersebut.

"Dengan alasan untuk menjaga kondusivitas Kota Yogyakarta. Dari pihak Masjid Jogokariyan mengaku tidak mempermasalahkan, yang terpenting doa dalam spanduk tersebut telah tersampaikan," tulis Takmir Masjid Jogokariyan.

Demi menjaga kondusivitas dan profesionalitas juga, Masjid Jogokariyan yang meminta agar pencopotan dilakukan Satpol PP, tidak perlu Polisi atau TNI. Sebab, Polisi dan TNI mengemban tugas yang jauh lebih besar terkait keamanan dan pertahanan negara.

"Seperti misalnya kasus korupsi dan separatisme di Papua," tulis Takmir Masjid Jogokariyan.

Mereka turut berharap agar kita semua tidak pernah lelah mencintai Indonesia dengan nurani dan akal sehat. Untuk keutuhan dan kelangsungan NKRI yang kita cintai dan akan kita wariskan kepada anak cucu.

Hingga Jumat malam, Republika masih mencoba mengonfirmasi Takmir Masjid Jogokariyan. Termasuk, untuk mengetahui siapa sebenarnya pihak-pihak yang meminta Takmir Masjid Jogokariyan mencopot baliho dan spanduk tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement