Sabtu 12 Dec 2020 00:54 WIB

 Indonesia Berkomitmen Wujudkan Poros Maritim Global

E-Navigation diharapkan meningkatkan keselamatan pelayaran dan kurangi human error.

Menhub Budi Karya S dalam acara International Symposium On E-Navigation secara virtual pada tanggal 10 Desember 2020 di Jakarta.
Foto: Humas Ditjen Hubla
Menhub Budi Karya S dalam acara International Symposium On E-Navigation secara virtual pada tanggal 10 Desember 2020 di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka untuk mewujudkan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Kenavigasian telah menyelenggarakan acara International Symposium On E-Navigation secara virtual pada tanggal 10 Desember 2020 di Jakarta. 

Acara ini diselenggarkaan dalam 3 (tiga) sesi, yaitu sesi ke - 1 dengan topik perbahasan tentang The Implementation on E-Navigation and Its Development Within the Region (Implementasi E-Navigasi dan Perkembangannya di dalam Kawasan) yang disampaikan melalui pembicara dari Maritime and Port Authority (MPA) Singapura, Marine Department of Malaysia dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Indonesia.

Dilanjutkan sesi ke - 2 dengan topik pembahasan tentang E-Navigation From Users Perspectives (E-Navigasi dari Perspektif Pengguna) yang disampaikan melalui pembicara dari Japan Coast Guard / IALA E-NAV Committee Chair, Australian Maritime Safety Authority (AMSA) dan ITS Surabaya.

Pada sesi terakhir atau sesi ke - 3 dengan topik pembahasan tentang E-Navigation From Industry Perspectives (E-Navigasi dari Perspektif Industri) melalui pembicara dari IALA, HS Wismar, Finn Pilot dan Swedish Maritime Administration (SMA).

“Implementasi E-Navigation diharapkan membawa manfaat antara lain untuk meningkatkan keselematan pelayaran yang akan mengurangi human error dan korban jiwa di laut," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id

"E-Navigation juga dapat memfasilitasi pertukaran informasi di seluruh rantai logistik maritime. Ini berarti adanya efisiensi yang lebih besar untuk operasi komersial” katanya menambahkan. 

Menhub menyampaikan, bahwa penerapan E-Navigation menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia untuk mempercepat dan mewujudkan visi 'Poros Maritim Global'. Visi tersebut memperkuat jati diri bangsa sebagai bangsa maritim mengingat kondisi geografisnya yang merupakan jalur pelayaran dan pintu gerbang paling strategis bagi perekonomian global. 

Menhub juga berharap, bahwa seluruh stakeholders dapat bekerjasama untuk mengembangkan E-Navigation, serta agar forum terkait dengan E-Navigation dapat diselenggarakan secara berkala di masa mendatang.

Pada kesempatan lainnya, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo dalam sambutannya juga memberikan gambaran bagaimana diskusi dan inisiatif terkait dengan E-Navigation berkembang di forum-forum internasional, terutama pada forum International Maritime Organization.

“Inisiatif E-Navigation dimulai pada Pertemuan International Maritime Organization (IMO) Meeting di sesi ke - 81 Maritime Safety Committee (MSC) dengan tujuan untuk mengintegrasikan semua perangkat kenavigasian dalam rangka untuk menciptakan suatu kemanan pada tingkat yang lebih tinggi terkait dengan keselamatan dan memberikan efisiensi pengoperasian yang substansial.” ujar  Agus.

Sementara Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan mengatakan, tujuan pertemuan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan terkait di bidang kemaritiman tentang pengembangan inisiatif E-Navigation yang sedang dibahas dan dilaksanakan secara internasional.

“Untuk itu, dalam pertemuan ini saya berharap berbagai pandangan dan sharing pengalaman selama diskusi oleh pakar-pakar dari 3 (tiga) Negara Pantai di Selat Malaka dan Singapura, akademisi dan stakeholders dapat memberikan masukan yang komprehensif tentang implementasi konsep E-Navigation dan dapat memberikan solusi lebih lanjut yang sejalan dengan IMO Strategic Implementation Plan (SIP) bagi Indonesia, khususnya untuk mendukung program terkait di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,” ujar Hengki

Ada 700 (tujuh ratus) peserta dari dalam dan luar negeri yang telah mengikuti acara ini diantaranya Instansi Pemerintah terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat, Asosiasi Pelayaran, Industri / Operator Pelayaran dan Praktisi Pelayaran, UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut serta Akademisi. 

Hal ini menunjukkan betapa antusiasnya para pemangku kepentingan khususnya masyarakat maritim untuk berpartisipasi dalam acara ini. Adapun beberapa peserta dari luar negeri yang mengikuti acara tersebut berasal dari, Jepang, Jerman, Malaysia, Singapura, Swedia, Finlandia, Denmark, Korea Selatan, Australia, Filipina Perancis, dan Belanda.

Sebagai informasi, telah tercatat lebih dari 48 (empat puluh delapan) test bed untuk E-Navigation dilakukan di dunia, seperti Marine Electronic Highway (MEH), Sea Traffic Management (STM), SESAME Straits e-Navigasi, e-Pillotage dan lain-lain. Ini menunjukkan upaya serius dan komitmen negara-negara anggota IMO atau IALA untuk mensukseskan apa yang telah diprakarsai oleh IMO 15 tahun yang lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement