Jumat 11 Dec 2020 10:33 WIB

Habib Rizieq Shihab di Mata Media Asing

Kepulangan Habib Rizieq telah membuat gelisah pemerintah Presiden Joko Widodo.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Habib Rizieq kembali ke Jakarta
Foto: republika
Habib Rizieq kembali ke Jakarta

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Habib Rizieq Shihab mendapatkan sorotan dari media asing. Terlebih setelah adanya penembakan yang dilakukan polisi terhadap enam anggota FPI. Media asing menyebut kepulangan Habib Rizieq telah membuat gelisah pemerintah Presiden Joko Widodo.

Rizieq digambarkan sebagai tokoh kontroversial di politik Indonesia. Pemimpin FPI yang dipenjara pada tahun 2008 karena memicu kekerasan dan meninggalkan Indonesia pada tahun 2017 setelah didakwa atas pornografi dan menghina ideologi negara.

Kantor berita Reuters melaporkan Rizieq terkenal dengan kegiatannya menyerang bar, rumah bordil dan melakukan kekerasan terhadap kelompok minoritas. Pengaruh FPI terhadap perpolitikan Indonesia pun kian menguat.

Pada tahun 2016 lalu Rizieq menjadi tokoh utama gerakan 212. Gerakan unjuk rasa itu mendesak pemerintah memenjarakan mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang akhirnya mendekam selama dua tahun atas tuduhan menistakan agama Islam.

Gerakan 212 menjadi unjuk rasa terbesar sejak reformasi yang menggulingkan Soeharto tahun 1998 lalu. Gerakan ini memicu kekhawatiran politik identitas di Indonesia. Reuters menyebut Jokowi menilai unjuk rasa itu salah satu ancaman terbesar terhadap pemerintahannya.

Ketika Rizieq pulang ke Indonesia ia bertemu dengan puluhan ribu pendukungnya. Karena melanggar protokol Covid-19, polisi dua kali memanggil Rizieq. Ia mengabaikan panggilan tersebut hingga pada Senin (6/12) terjadi peristiwa penembakan dan menewaskan enam anggota FPI.

Reuters menggambarkan salah satu upaya Jokowi untuk menetralisasi ancaman dari kelompok garis keras dengan menunjuk mantan Jenderal Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. Prabowo pernah menjadi lawan Jokowi dalam pemilihan presiden dan mendapat dukungan kuat dari kelompok garis keras.

Saat Rizieq di luar negeri kelompok garis keras seperti FPI relatif tenang hingga pandemi menghantam Indonesia. Jokowi dapat memerintah tanpa mendapat banyak tekanan.

Reuters melaporkan sejumlah pengamat dan sumber mengatakan pemerintah terlalu meremehkan ancaman dari Rizieq. Kini usai penembakan enam pendukungnya pemerintah berhati-hati agar penindakan keras terhadap FPI tidak menjadi bumerang.

Walaupun FPI kerap dikecam kelompok Islam yang lebih moderat seperti MUI. Tapi peristiwa penembakkan Senin lalu menurut Reuters akan membuat presiden dan menteri-menterinya bertindak berhati-hati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement