Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

Thursday, 9 Syawwal 1445 / 18 April 2024

41 Persen Warga Balikpapan tak Nyoblos

Jumat 11 Dec 2020 07:25 WIB

Red: Bilal Ramadhan

Pilkada (ilustrasi)

Pilkada (ilustrasi)

Foto: Republika/Yogi Ardhi
Hanya ada satu paslon di Balikpapan diduga menjadi faktor keengganan warga memilih.

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan Noor Thoha menegaskan, pihaknya sudah maksimal dalam upaya mengajak masyarakat memberikan suaranya ke tempat pemungutan suara (TPS) dalam Pilkada 9 Desember lalu.

“Kami sudah laksanakan semua yang harus kami lakukan. Sudah all out,” tegas Thoha, Kamis (10/12).

Penegasan itu disampikan Noor Thoha berkenaan dengan angka partisipasi atau warga yang memilih atau memberikan suaranya dalam pilkada lalu. Ada 41 persen dari 433 ribu nama yang terdaftar di dalam daftar pemilih tetap (DPT) atau lebih kurang 177.530 ribu warga Balikpapan tidak ikut memberikan suaranya ke TPS.

Angka tersebut berasal dari data dari Tim Pemenangan Pasangan Calon Rahmad Mas’ud-Thohari Aziz. Dalam seluruh tahapan pilkada, KPU Balikpapan sudah melakukan sosialisasi di semua level masyarakat.

Kepada para pemilih pemula, misalnya, KPU datang ke sekolah dan menerangkan betapa pentingnya turut memilih dalam pemilu. Terakhir, sebelum pemungutan suara, KPU menggelar debat publik yang menjadi ajang penilaian atas kelayakan pasangan calon menjadi pemimpin Balikpapan.

"Karena calonnya tunggal maka istilahnya rakyat setuju atau tidak setuju," jelas Noor Thoha pada sebuah kesempatan.

Yang setuju dapat mencoblos foto pasangan calon di surat suara yang tidak setuju silakan mencoblos kolom kosong di sebelah foto pasangan calon. KPU RI sendiri menargetkan partisipasi pemilih mencapai 77,5 persen di seluruh Indonesia.

Sebagai pembanding, pada pemilihan presiden 2019 lampau, tingkat partisipasi masyarakat Indonesia mencapai 80 persen. Di Balikpapan sendiri, ketika itu tingkat partisipasi mencapai 74 persen.

“Dan banyak faktor yang jadi penyebab angka partisipasi itu turun,” jelas Thoha lagi.

Wabah Covid-19 diyakini tetap jadi satu penyebab utama orang enggan datang ke TPS. Kemudian di Balikpapan dengan hanya ada satu pasangan calon saja sebagai peserta juga diduga menjadi faktor keengganan warga Kota Minyak datang ke TPS.

Menurut Thoha, memang dalam teori demokrasi, kesuksesan pemilu dihitung dari tingkat partisipasi dari masyarakat. “Partisipasi itu kan bukan berarti sebab hanya diikuti kurang dari 50 persen pemilih terdaftar maka pemilunya batal," ujar dia.

Berdasarkan hasil perhitungan secara cepat (quick count), pemilu di Balikpapan dimenangkan pasangan calon tunggal Rahmad Mas’ud-Thohari Aziz yang dipilih 64 persen warga Balikpapan yang datang langsung ke TPS. Sisa suara sah lainnya terbagi untuk kolom kosong.

Sumber : Antara
 
 

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler