Kamis 10 Dec 2020 20:16 WIB

Unsyiah Kembangkan Koperasi dan UMKM Berbasis Nilam

Nilam merupakan salah satu potensi lokal yang dapat dikembangkan.

Nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri (essential oil) yang banyak diminati masyarakat Indonesia bahkan hingga mancanegara. Dalam dunia perdagangan internasional minyak nilam sering dikenal dengan Patchouli Oil. Minyak nilam kerap digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kosmetik, farmasi, dan aroma terapi yang berfungsi sebagai zat pengikat/fixative agent dan farmasi.
Foto: istimewa
Nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri (essential oil) yang banyak diminati masyarakat Indonesia bahkan hingga mancanegara. Dalam dunia perdagangan internasional minyak nilam sering dikenal dengan Patchouli Oil. Minyak nilam kerap digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kosmetik, farmasi, dan aroma terapi yang berfungsi sebagai zat pengikat/fixative agent dan farmasi.

IHRAM.CO.ID,BANDA ACEH -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia memberikan dukungan kepada ARC Unsyiah untuk mengembangkan koperasi dan UMKM berbasis produk turunan nilam di Aceh.

“UKM yang dibangun berdasarkan potensi lokal harus terus dikembangkan, seperti nilam, dan sesuai arahan Presiden. Saat ini kita harus melirik produk UMKM yang memiliki keunggulan komparatif, yaitu keunggulan yang diminati oleh masyarakat,” kata Menkop UKM Teten Masduki dalam kegiatan FDG pengembangan koperasi dan UMKM berbasis produk turunan nilam melalui virtual, Kamis (10/12).

Teten Masduki menjelaskan nilam merupakan salah satu potensi lokal yang dapat dikembangkan dan jika bisnisnya diperkuat dan Indonesia berpeluang menjadi pemimpin pasar nilam di dunia. Teten mengatakan penerapan teknologi produksi juga harus terus ditingkatkan dan fokus ketika ingin membangun koperasi dan UMKM nilam.

Ia sangat mengapresiasi Atsiri Research Center (ARC) Unsyiah yang telah mengembangkan riset yang cukup baik sehingga minyak nilam bisa punya produk turunan yang sangat banyak dan Ia berharap perguruan tinggi itu konsisten berinovasi.

“ARC Unsyiah akan bisa menjadi role model koperasi inovatif di Indonesia, yang bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Ketua ARC Unsyiah Syaifullah Muhammad mengatakan selama ini Indonesia adalah pengekspor terbesar nilam. Pengembangan koperasi dan UMKM berbasis nilam di Indonesia ini sangat penting dilakukan agar nilai tambah dari produk nilam yang selama ini hanya dinikmati oleh dunia bisa dinikmati sendiri.

Syaifullah juga menambahkan selama ini nilam Aceh diekspor ke Singapura, kemudian difraksinasi di Singapura, lalu diimpor kembali ke industri dalam negeri. Saat ini, kata dia, hal tersebut tidak perlu lagi kita lakukan, karena ARC mampu melakukannya sendiri.

“Proses inovasi teknologi yang sudah ada di Unsyiah sudah sangat memadai. Kita mampu memproses nilam dengan kemurnian yang tinggi dan bisa menghasilkan sendiri puluhan produk-produk turunan nilam,” katanya.

Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal mengatakan dalam tiga tahun tersebut Unsyiah telah membina dan memberikan pelatihan kepada petani nilam yang selama ini keberadaannya sudah hampir hilang di Aceh. “Kita berharap kejayaan petani nilam Aceh bisa kembali terangkat melalui jalinan kerja sama yang kita kembangkan selama ini,” katanya.

Ia menambahkan Unsyiah juga melakukan pendampingan untuk Desa Inovasi dan Wisata Nilam, Ranto Sabon di Aceh Jaya. Gampong tersebut menjadi desa pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berfokus pada budi daya dan edukasi nilam.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement