Kamis 10 Dec 2020 18:58 WIB

Menlu Retno: Pandemi tak Boleh Hilangkan Komitmen Demokrasi

Nilai dan norma demokrasi pascapandemi penting untuk dijaga.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan sambutan saat pertemuan Bali Democracy Forum (BDF) ke-13 di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (10/12/2020). Kegiatan yang dilakukan secara langsung dan virtual dengan mengambil tema
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan sambutan saat pertemuan Bali Democracy Forum (BDF) ke-13 di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (10/12/2020). Kegiatan yang dilakukan secara langsung dan virtual dengan mengambil tema

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan,  Pandemi yang mengintai dunia ini tidak boleh menghilangkan komitmen Indonesia terhadap nilai-nilai demokrasi. Begitupun demokrasi tidak boleh menghalangi upaya untuk secara efektif menangani pandemi.

Demikian disampaikan Menlu Retno saat membuka Bali Democracy Forum (BDF) ke-13 di Bali, Kamis (10/12). Retno menyampaikan tiga elemen soal penegakan untuk menjaga nilai demokrasi di masa pandemi.  "Pertama, mengenai pentingnya masyarakat memulihkan kepercayaan terhadap demokrasi," ujar Menlu Retno.

Baca Juga

Retno berharap agar demokrasi dapat memberikan ruang bagi dialog mengenai pengambilan kebijakan kesehatan publik selama pandemi. Ia mencontohkan hal tersebut dengan dibentuknya komite untuk mitigasi Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang setiap harinya dilakukan pembaharuan soal pengelolaan pandemi di Indonesia.

Kedua, Retno menyampaikan bahwa nilai dan norma demokrasi pascapandemi penting untuk dijaga. "Pelaksanaan kebebasan hak individu harus disesuaikan dengan situasi darurat kesehatan. Adaptasi, tanpa harus mengurangi ruh dasar demokrasi itu sendiri," ujarnya.

Dalam konteks ini, Retno menyampaikan bahwa pelaksanaan Pilkada serentak di Indonesia telah dilakukan dengan pengaturan protokol kesehatan yang ketat. Kampanye pun dilakukan secara virtual.

Sementara itu, elemen penting ketiga yang disampaikan Retno dalam BDF ke-13 yakni mengenai pentingnya memupuk solidaritas demokrasi dalam melawan pandemi Covid-19. Retno mengatakan, Indonesia meyakini bahwa hak individu dapat dijalankan beriringan dengan kepentingan kolektif masyarakat tanpa harus mengorbankan salah satunya.

"Di Indonesia, hak individu dan kemaslahatan masyarakat bukan sesuatu yang harus dipilih, keduanya harus dijalankan dengan baik, dan oleh karena itu diperlukan perspektif, yaitu perspektif solidaritas," tegas Retno.

Retno mengatakan, bahwa para pembicara dalam forum BDF juga menggarisbawahi mengenai pentingnya solidaritas dunia dalam melawan pandemi. Oleh karenanya, solidaritas, menurutnya tidak mengenal batas, sama halnya seperti pandemi yang tidak mengenal batas sehingga penanganannya memerlukan kerja sama lintas batas.

"No one is safe until everyone is. Hanya dengan solidaritas kita mampu melalui pandemi ini bersama, dan hanya dengan semangat solidaritas, maka demokrasi dapat menjadi kekuatan untuk mempersatukan dan bukan malah memecah\" ujarnya.

Democratic Perception Index Survey 2020 menunjukkan bahwa 78 persen orang di dunia ini masih percaya pentingnya demokrasi bagi negara mereka. Oleh karenanya, pandemi jangan sampai memudarkan nilai-nilai demokrasi, justru membuat semangat demokrasi menggebu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement