Kamis 10 Dec 2020 17:59 WIB

BI Jawa Barat Dorong Klaster UMKM Pertanian

BI mendorong inovasi dan adopsi teknologi di sektor pertanian dan pangan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fuji Pratiwi
Santri memanen sayuran di area lahan pertanian Pondok Pesantren Al Ittifaq, Ciburial, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.  Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat mendorong pengembangan klaster UMKM pertanian seperti yang dilakukan Pesantren Al-Ittifaq.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Santri memanen sayuran di area lahan pertanian Pondok Pesantren Al Ittifaq, Ciburial, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat mendorong pengembangan klaster UMKM pertanian seperti yang dilakukan Pesantren Al-Ittifaq.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat mendukung peningkatan kinerja sektor pertanian. Yakni, melalui pengembangan klaster UMKM pertanian dalam berbagai program. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Herawanto, menguraikan, pertama, pemanfaatan teknologi pangan organik sebagai teknologi berkelanjutan. "Contohnya adalah klaster beras organik Sukahening di Kabupaten Tasikmalaya," kata Herawanto usai acara pertemuan West Java Food and Agriculture Summit (WJFS) bekerja sama dengan Bank Indonesia di Kota Bandung, Kamis (10/12).

Baca Juga

Kedua, pengembangan produk khusus sebagai jawaban atas tuntutan perkembangan kebutuhan pasar baik lokal maupun dunia. Salah satunya kopi melalui Klaster Kopi Frinsa dan Kiwari di Kabupaten Bandung.  

Ketiga, kata dia, penggunaan teknologi terutama pertanian secara hulu ke hilir untuk meningkatkan produksi. Seperti yang dilakukan Pesantren Al-Ittifaq di Kabupaten Bandung.

Keempat, penggunaan teknologi dalam peningkatan akses pasar seperti pengembangan aplikasi jualsayur.com oleh Lembang Agri di Kabupaten Bandung Barat.

KPw BI Jabar, kata Herawanto, mendorong inovasi, adopsi teknologi baik mekanisasi sampai bahkan digitalisasi sektor pertanian dan pangan. Hal ini guna meningkatkan produksi secara berkelanjutan untuk ketahanan pangan.

"Kami memandang West Java Food and Agriculture Summit (WJFAS) yang akan diluncurkan ini, sangat penting untuk kita dukung bersama untuk saling mengisi dan bersinergi," ungkap Herawanto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement