Kamis 10 Dec 2020 14:59 WIB

Erdogan: Sanksi Eropa tak Membuat Kami Khawatir

Erdogan sebut Eropa sudah lama memperlakukan tidak adil Turki.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan sanksi apa pun yang dijatuhkan oleh Uni Eropa (UE) terhadap Ankara tidak akan berdampak besar, Selasa (9/12). Pernyataan ini muncul setelah UE menilai Turki gagal menyelesaikan masalah di Mediterania timur.

"Sanksi apa pun terhadap Turki tidak akan terlalu mengkhawatirkan kami. Dengan kata lain, mereka terus-menerus menerapkan sanksi sejak 1963," kata Erdogan.

Baca Juga

Erdogan merujuk pada perjanjian antara Ankara dan Brussel pada 1963 bernama "Ankara Agreement". Perjanjian ini meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi untuk Turki dan anggota-anggota negara UE.

"Uni Eropa tidak pernah memperlakukan kami dengan jujur. Uni Eropa tidak pernah memenuhi janjinya, tetapi kami selalu bersabar sejak hari itu, dan tetap saja, kami bersabar," kata Erdogan.

Presiden Turki ini menyatakan, para pemimpin jujur di dalam UE menentang sanksi yang dilemparkan oleh asosiasi tersebut. Mereka tidak menyambut langkah-langkah sanksi seperti itu terhadap Ankara.

Pada 7 Desember, UE mengatakan Turki telah gagal menyelesaikan perselisihan dengan Yunani dan Siprus Yunani mengenai sumber gas alam di Mediterania timur. Meski begitu, ketetapan pemberian sanksi baru akan dibahas pada 10 Desember.

Erdogan mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, telah meminta Yunani untuk negosiasi yang bertujuan untuk dekonfliksi dengan Turki di Mediterania timur. Namun, Athena diklaim menghindari untuk melanjutkan pembicaraan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement