Kamis 10 Dec 2020 06:23 WIB

Nabi Muhammad Ibaratkan Koruptor Seperti Mayat

Koruptor oleh Nabi Muhammad diibaratkan seperti mayat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Nabi Muhammad Ibaratkan Koruptor Seperti Mayat. Foto: Rasulullah SAW. Ilustrasi
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Nabi Muhammad Ibaratkan Koruptor Seperti Mayat. Foto: Rasulullah SAW. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korupsi merupakan salah satu kejahatan yang sangat dibenci oleh Nabi Muhammad Saw. Bahkan, Rasulullah mengibaratkan koruptor seperti halnya mayat. Hal ini berdasarkan hadits nabi yang bersumber dari Abdullah bin Mughirah bin Abdi Burdah al-Kinani.

عن عبد الله المغيرة بن أبي بردة الكناني انه بلغه أن رسول الله صل الله عليه وسلم أتى الناس فى قبا ئلهم يدعولهم وانه ترك قبيلة من القبائل قال وان القبيلة وجدوافي بردعة رجل منهم عقد جزع غلولا فأتاهم رسول الله صل الله عليه وسلم فكبر عليهم كما يكبر على الميت (رواه مالك)

Baca Juga

‘An ‘abdillahibnil mughiratibni ai burdatal kinaniyyi annahu balahahu anna rasulallahi shallallahu ‘alaihi wasallama atan nasa fi qaba’ilihim yad’u lahum wa annahu taraka qabilatanminal qabaili qala, wainnal qabilata wajadu fi barda’ati rajulin minhum iqdajaz’in ghululan fa atahum rasulullahi shallallahu ‘alaihi wasallama fakabbara ‘alaihim kama yukabbiru ‘alal mayyiti (rawahumaliku).

Artinya:

Bersumber dari Abdullah bin Mughirah bin Abdi Burdah al-Kinani. Ia menyampaikan bahwa Rasulullah Saw mendatangi orang-orang pada kabilah mereka. Rasul mendoakan mereka. Ketika tinggal satu kabilah yang tersisa, beliau berkata,

“Sesungguhnya kabilah ini terdapat ini terdapat ikatan batu akik (marjan) di pelana milik seseorang dari mereka yang merupakan hasil korupsi.” Kemudian Rasulullah Saw mendatangi kabilah ini dan bertakbir atas mereka sebagai mana takbir atas mayit. (HR. Malik).

Dikutip dari buku “Agar Anda Terhindar dari Jerat Korupsi”, Syarwani menjelaskan, dari hadits tersebut dapat diketahui betapa mengejutkannya perlakukan nabi pada seorang koruptor. Koruptor tidak dianggap nabi sebagai orang hidup, tapi disamakan dengan mayat.

Menurut  Syarwani, perlakuan nabi ini semakin menunjukkan kebencian beliau terhadap tindakan korupsi. Karena itu, umat Islam tidak memiliki jalan lain selain menjauhi serta memberantas korupsi, sesuai kemampuan yang dimiliki.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement