Kamis 10 Dec 2020 05:57 WIB

Bos Twitter Sumbangkan Rp 211,8 M Bantu Pengganguran AS

Kemiskinan di AS meningkat di tengah keruntuhan ekonomi yang dipicu oleh Covid-19

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Bos Twitter Jack Dorsey.
Foto: EPA
Bos Twitter Jack Dorsey.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bos Twitter Jack Dorsey telah menyumbangkan 15 juta dolar AS (Rp 211,8 miliar) untuk mendanai program pendapatan dasar universal di AS. Donasi, yang kedua untuk mendukung inisiatif tersebut, akan membantu kota-kota mengirimkan dana ke lebih dari 1.500 keluarga.

Itu terjadi ketika tingkat kemiskinan di AS meningkat di tengah keruntuhan ekonomi yang dipicu oleh Covid-19. Lebih dari 12 juta orang Amerika berisiko kehilangan akses ke tunjangan pengangguran pada akhir bulan karena bantuan virus pemerintah berakhir. Negosiasi tentang perpanjangan waktu telah berlangsung selama berbulan-bulan.

Baca Juga

"Filantropi dan amal bukanlah keadilan tetapi dengan tidak adanya kepemimpinan dan tindakan konstituen kami membutuhkan bantuan tunai," kata Michael Tubbs, Wali Kota Stockton di Kalifornia dilansir di BBC, Kamis (10/12).

Tubss adalah pendiri Mayors for a Guaranteed Income Network pada Juni silam. Donasi tersebut akan memberikan masing-masing 30 kota dalam jaringan tersebut hingga 500 ribu dolar AS (Rp 7 miliar) untuk program pendapatan dasar universal mereka, banyak di antaranya telah diumumkan dalam beberapa bulan terakhir saat krisis mulai terjadi.

Kota-kota tersebut menawarkan berbagai tingkat dukungan. Misalnya Pittsburgh di Pennsylvania mengatakan mereka berencana untuk memberi 200 penduduk 500 dolar AS (Rp 7 juta) sebulan selama dua tahun. Sementara di Compton, Kalifornia, bantuan akan diberikan kepada 800 keluarga dengan dukungan yang bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti jumlah anak.

Di Twitter, Dorsey berterima kasih kepada wali kota atas upaya mereka dan menulis bahwa dia berharap eksperimen tersebut akan menginformasikan kebijakan federal di masa depan.

Premis pendapatan dasar universal (UBI) adalah bahwa setiap individu di suatu negara akan menerima pembayaran tunai secara berkala, tanpa persyaratan untuk bekerja atau memenuhi syarat untuk itu. Ide tersebut telah mendapatkan daya tarik dalam beberapa tahun terakhir sebagai tanggapan atas hilangnya pekerjaan karena otomatisasi dan kecerdasan buatan mengambil lebih banyak jenis pekerjaan.

Mantan calon presiden AS Andrew Yang memperjuangkan gagasan itu selama kampanyenya, yang menarik lebih banyak pendukung pada hari-hari awal pemilihan presiden AS daripada yang diperkirakan banyak orang. Covid-19 telah memberikan momentum baru bagi pendukungnya. Di Inggris Raya, anggota dewan Leeds mendukung gagasan tersebut pada September.

Dorsey, yang kekayaannya diperkirakan Forbes lebih dari 11 miliar dolar AS (Rp 155,3 triliun) menyumbangkan tiga juta dolar AS (Rp 43 miliar) ke jaringan wali kota musim panas ini. Itu adalah bagian dari janjinya yang lebih luas untuk memberikan satu miliar dolar AS (Rp 14 miliar) untuk mendukung upaya bantuan Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement