Kamis 10 Dec 2020 02:40 WIB

KKP Dorong Budi Daya Lele Sistem Bioflok

Program budi daya lele dengan sistem bioflok,

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Nelayan di Pelabuhan Panarukan, Situbondo, Jawa Timur (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Seno
Nelayan di Pelabuhan Panarukan, Situbondo, Jawa Timur (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan ad Interim, Syahrul Yasin Limpo, menyebut budi daya lele dengan sistem bioflok sebagai program nyata KKP untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disampaikan Syahrul saat mengunjungi tambak bioflok milik Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) lele Mutiara di Desa Kaligelang, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Senin (7/12).

"Hari ini saya melihat pengembangan lele yang cukup bagus. Ini harus menjadi contoh bagaimana masyarakat bisa melakukan akselerasi ekonomi di tengah kondisi pandemi ini," ujar Syahrul dalam siaran pers di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Syahrul menyampaikan Pokdakan Mutiara memiliki 32 kolam lele bioflok di atas lahan seluas lebih kurang 1.000 meter persegi. Setiap kolam bioflok berdiameter 3 meter itu masing-masing diisi 3.000 benih ikan lele.

Selain meninjau kolam lele bioflok, Syahrul juga memberikan bantuan perikanan budidaya senilai Rp 2,3 miliar berupa 9 paket bioflok dengan nilai Rp 1,5 miliar; 2 paket rehabilitasi saluran tambak udang padat karya senilai Rp 700 juta; 4,8 ton pakan ikan mandiri senilai Rp 28,8 juta; dan 183 ribu ekor benih ikan bandeng dengan nilai Rp 12,1 juta, serta 100 ribu ekor benih lele senilai Rp 10,2 juta.

Syahrul menjelaskan, ia bersama Dirjen Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto datang ke Pemalang, Jawa Tengah, untuk memastikan seluruh program yang telah digulirkan dan sedang diimplementasikan berjalan sesuai rencana.

"Kita tahu Desember ini akhir tahun anggaran 2020. Oleh karena itu, bagaimana kita memastikan semua aktivitas yang menyentuh rakyat bisa dilakukan," ujarnya. "Saya kira akselerasi ekonomi ini harus dilakukan di semua daerah," ucapnya.

Program budidaya lele dengan sistem bioflok, menurut Syahrul, sejalan dengan pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo agar pemerintah terus berkontribusi untuk hadirnya kesejahteraan dan peningkatan ekonomi masyarakat, khususya di tengah kondisi pandemi ini. Ia menilai budidaya lele bioflok efisien dari segi lahan sekaligus menguntungkan secara ekonomi.

"Saya pastikan semua aktivitas di Kementerian Kelautan dan Perikanan berjalan dengan baik dan saya melihat sendiri di lapangan, kita semua telah bekerja maksimal untuk kepentingan negara dan bangsa," kata Syahrul.

Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, KKP akan terus melakukan terobosan program termasuk meningkatkan jumlah bantuan untuk masyarakat pembudidaya ikan.

"Harapan kita, ini bisa ditingkatkan, bisa diperbanyak oleh masyarakat-masyarakat yang lain. Untuk di 2021 nanti, kita juga identifikasi untuk calon penerima dan calon lokasi (penerima bantuan)," kata Slamet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement