Rabu 09 Dec 2020 18:43 WIB

FPI Tuding Keenam Laskar Ditembak di Jantung dan Disiksa

Menurut Ketum FPI, seluruh jenazah syuhada terdapat lebih dari satu lubang peluru.

Rep: Febryan A/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum FPI, KH Ahmad Shobiri Lubis.
Foto: Republika/Febryan A
Ketua Umum FPI, KH Ahmad Shobiri Lubis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Front Pembela Islam (FPI) akhirnya membeberkan kondisi enam jenazah laskar yang ditembak mati oleh polisi. Dalam keterangan resminya, FPI menyebut keenam laskar itu memiliki titik bekas luka yang serupa, yakni sama-sama mengarah ke bagian organ vital jantung.

"Bahwa pada seluruh jenazah syuhada terdapat lebih dari satu lubang peluru. Tembakan terhadap para syuhada tersebut memiliki kesamaan sasaran, yaitu semua tembakan mengarah ke jantung para syuhada," demikian bunyi keterangan pers resmi FPI yang ditandatangani Ketua Umum FPI KH Ahmad Shabri Lubis dan Sekretaris Umum FPI Munarman di Jakarta, Rabu (9/12).

Berdasarkan keterangan ahli yang melihat bekas tembakan saat jenazah dimandikan, kata KH Shabri, diketahui tembakan dilepaskan dari jarak dekat. Selain itu, tembakan dilepaskan dari bagian depan dan bagian belakang badan para laskar.

"Menurut ahli yang hadir dalam pemandian jenazah, tembakan ke arah jantung para syuhada tersebut ada yang dilakukan dari depan, bagian dada dan ada yang dilakukan dari belakang," kata Shabri.

Lalu, pada tubuh para laskar pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS) itu terdapat tanda penyiksaan. "Pada tubuh sebagian besar pada syuhada terdapat tanda-tanda bekas penyiksaan," ujar Shabri.

Keenam jenazah laskar itu sebelumnya diautopsi di RS Polri kurang lebih selama 30 jam. Setelah itu, jenazah tersebut dibawa menuju markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, pada Selasa malam. Mereka dimandikan dan dikafani di sana.

Sebelumnya, terjadi bentrokan antara polisi dan laskar pengawal pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12) pukul 00.30 WIB. Dalam insiden itu, polisi menembak mati enam orang laskar FPI.  

Kronologi peristiwa ini simpang siur. Menurut keterangan polisi, aparat terpaksa menembak laskar FPI karena para laskar itu menyerang polisi dengan senjata api dan senjata tajam.

Sedangkan menurut pihak FPI, keterangan polisi itu tidak benar. Sebab, para laskar lah yang diserang polisi. Selain itu laskar FPI diklaim tak pernah menggunakan senjata api maupun senjata tajam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement