Rabu 09 Dec 2020 06:11 WIB

Anak Pengepul Gula Merah ini Jadi Mahasiswa Berprestasi

Mahasiswa baru IPB itu sudah dua kali juara lomba menulis esai.

M Ficky Haris, anak  seorang pengepul gula merah,  mahasiswa baru IPB University, meraih prestasi juara lomba esai dua kali berturut-turut hanya dalam waktu kurang dari sebulan.
Foto: Dok IPB University
M Ficky Haris, anak seorang pengepul gula merah, mahasiswa baru IPB University, meraih prestasi juara lomba esai dua kali berturut-turut hanya dalam waktu kurang dari sebulan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- M Ficky Haris, mahasiswa baru IPB University dari Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) berhasil meraih juara 3 Lomba Menulis Esai yang diadakan oleh Universitas Mulawarman pada November lalu. Waktu itu Ficky mengangkat ide permen karet peningkat imun untuk pencegahan Covid-19.

Pekan lalu, kembali Ficky mengukir prestasi  dengan berhasil menjadi juara 1 lomba menulis esai Edutech Festival di Universitas Negeri Yogyakarta. Di kompetisi ini Ficky membuat strategi belajar, khususnya bagi siswa Sekolah Dasar (SD).

Model pembelajaran yang ditawarkannya adalah pembelajar tatap muka dengan mengoptimalkan lokasi selain sekolah. Kegiatan belajar bisa dilakukan di kantor kelurahan atau lokasi lainnya dengan pengaturan waktu yang tepat dan standar protokol kesehatan. Mahasiswa juga bisa berkontribusi sebagai guru bantu selama pandemi ini.

Keberhasilan Ficky meraih prestasi dalam menulis esai ini tak lepas dari rasa ingin tahunya yang sangat tinggi. Saat dinyatakan lolos menjadi mahasiswa IPB University, Ficky langsung mencari informasi yang berkaitan dengan IPB University. Dari situ, mahasiswa yang diterima di IPB University melalui Jalur Ketua OSIS ini mengikuti pelatihan menulis esai yang diadakan oleh Pondok Inspirasi.

“Saya punya keinginan belajar yang kuat dan kebetulan dipertemukan dengan Pondok Inspirasi. Saya lihat ada pelatihan menulis ilmiah esai di Instagram Pondok Inspirasi. Saya bilang mau ikut tapi bayar nyicil, karena pelatihan saat itu adanya yang berbayar sementara yang gratis sudah ketinggalan. Alhamdulillah justru saya dibiayai oleh kakak dari Pondok Inspirasi dengan catatan harus serius mengikuti pelatihan,” ujar anak pertama dari pengepul gula merah di Banyuwangi ini.

Meski terkendala biaya karena usaha ayahnya yang masih tergolong pengepul kecil, Ficky memiliki motivasi tinggi untuk senantiasa berprestasi dan berani mencoba.

Selain menjuarai lomba, Ficky juga mendapatkan pendanaan usaha agrosociopreneur pedesaan 2020 yang diselenggarakan oleh IPB University untuk melakukan aksi nyata di desanya. Saat ini, selama pandemi, Ficky juga melakukan pengabdian di pondok pesantren sekaligus menjadi pengurus Komunitas Inovasia-ID yang digagas oleh Pondok Inspirasi.

“Setiap kita kan sudah diberikan suatu kelebihan olehNya, tinggal kita mau tidak buat banyak belajar atau cukup puas dengan apa yang kita dapatkan. Saya yakin teman-teman lainnya juga bisa. Intinya ada kemauan dan terus belajar,” tutup Ficky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement