Selasa 08 Dec 2020 04:44 WIB

Pemprov Jabar Gagas Program Petani Milenial

Sektor pertanian belum menjadi magnet pekerjaan bagi generasi milenial di Indonesia.

Pemprov Jabar Gagas Program Petani Milenial (ilustrasi).
Foto: Kementan
Pemprov Jabar Gagas Program Petani Milenial (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,BANDUNG -- Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menggagas program "Petani Milenial" sebagai upaya untuk mengubah wajah pertanian menjadi segar, sehingga generasi milenial tertarik menjadi petani dengan memanfaatkan teknologi.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (Distanhor) Jabar Dadan Hidayat mengatakan, "Petani Milenial" digagas Pemda Provinsi Jabar untuk meregenerasi petani di Jabar dan "Petani Milenial" harus adaptif terhadap perubahan, dan menguasai teknologi digital.

"Saat ini, perlu regenerasi petani. Perubahan tantangan di sektor pertanian semakin berat. Perlu pelaku utama yang adaptif terhadap perubahan, teknologi semakin maju, dan globalisasi," kata Dadan, Senin (7/12).

"Tujuan dari Petani Milenial adalah meningkatkan produktivitas, produksi pertanian, meningkatkan pendapatan dan ekspor, menumbuhkan generasi mudah untuk menjadi petani, dan menciptakan pertanian maju, mandiri, dan modern," kata dia.

Sektor pertanian belum menjadi magnet pekerjaan bagi generasi milenial di Indonesia, termasuk Jawa Barat (Jabar). Padahal, generasi milenial diharapkan membawa perubahan pada sektor pertanian masa depan. Berdasarkan hasil survei pertanian antar sensus (sutas) 2018 yang dilakukan Badan Pusat Statistik, jumlah petani di Jabar mencapai 3.250.825 orang.

Dari jumlah tersebut, petani yang berusia 25-44 tahun hanya 945.574 orang atau 29 persen. Kondisi tersebut tentu memberikan efek domino bagi sektor pertanian di Jabar. Dadan menjelaskan, dalam program Petani Milenial, lahan milik Pemda Provinsi Jabar yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan petani muda dengan sistem pinjam pakai atau bentuk kerja sama lainnya. Setiap petani muda dapat memanfaatkan minimal satu hektare lahan.

Komoditas yang ditanam pun disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan kondisi lahan. Hal itu dilakukan agar komoditas hasil petani muda dapat terserap pasar atau bahkan masuk pasar global.

Pemerintah Provinsi akan mencari "off-taker", baik domestik maupun ekspor. Dengan begitu, petani muda dapat berkolaborasi dengan "off-taker" mengenai komoditas apa yang mesti dihasilkan. "Komoditas harus yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berdaya saing, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Pemasarannya dapat juga dilakukan dengan kerja sama bersama para pelaku pasar sebagai offtaker," ucap Dadan.

"Kami akan menjadi fasilitator dalam pemasaran komoditas hasil petani milenial melalui forum-forum offtaker dan forum-forum perbankan, serta forum marketplace seperti e-commerce, supaya terjadi kolaborasi Pentahelix semua pihak," tambahnya.

Dadan menyatakan, teknologi 4.0 akan dimanfaatkan dalam program Petani Milenial. Ia menyebut bahwa implementasi teknologi menjadi dasar pembinaan petani milenial.

"Pemanfaatan teknologi internet of think dan manajemen pertanian modern menjadi materi utama. Begitu juga pemanfaatan inovasi-inovasi teknologi dalam sistem budidaya, mulai 'on farm' sampai dengan 'off farm'," katanya.

Dengan pemanfaatan teknologi, kata Dadan, diharapkan petani milenial dapat menembus pasar global. Selain itu, sejumlah upaya akan dilakukan Pemda Provinsi Jabar untuk mempromosikan komoditas petani milenial.

Pertama adalah intens berkomunikasi dengan Duta Besar untuk Indonesia di berbagai negara. Itu dilakukan untuk membuka pasar komoditas pertanian dari petani milenial. "Melalui informasi dan komunikasi dengan Duta Besar untuk Indonesia, petani milenial bisa mempersiapkan komoditas apa yang diminati pasar di negara-negara tujuan ekspor," ujar Dadan.

Selain membuka pasar domestik dan global, Pemda Provinsi Jabar akan mempermudah petani milenial mengakses perbankan dan sumber dana lainnya. "Kami akan memfasilitasi sarana dan prasaran infrastruktur, mulai dari hulu sampai hilir, dalam sistem yang terintegrasi," kata Dadan.

Dalam tahun pelaksanaan Petani Milenial, Pemda Provinsi Jabar menargetkan ada sekitar 1.000 pemuda yang menjadi petani. Dadan berharap dengan program tersebut, pertanian Jabar maju dan mandiri.

Pemda Provinsi Jabar menjadikan swasembada pangan untuk mencapai ketahanan pangan sebagai salah satu mesin ekonomi Jabar pascapandemi Covid-19. Dengan ketahanan pangan, krisis pangan dapat dicegah. Dan petani milenial berperan penting untuk mewujudkannya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement