Selasa 08 Dec 2020 03:53 WIB

Lonjakan Kasus Covid di Jepang Kikis Dukungan ke Pemerintah

Dukungan untuk kabinet Suga turun jadi 50,3 persen dari 63,0 persen bulan sebelumnya

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Christiyaningsih
 Seorang pria yang mengenakan masker pelindung untuk membantu mengekang penyebaran virus korona berjalan di depan sebuah jalan bar yang populer Rabu, 25 November 2020, di Tokyo.
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Seorang pria yang mengenakan masker pelindung untuk membantu mengekang penyebaran virus korona berjalan di depan sebuah jalan bar yang populer Rabu, 25 November 2020, di Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang telah melaporkan sekitar 163 ribu kasus Covid-19 dengan 2.300 kematian. Penanganan pemerintah Jepang terhadap lonjakan infeksi terbaru telah mendorong jatuhnya dukungan untuk kabinet Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga. Demikian dilaporkan survei akhir pekan oleh kantor Berita Kyodo.

Dukungan untuk kabinet Suga turun menjadi 50,3 persen dari 63,0 persen bulan sebelumnya. Angka ketidaksetujuan masyarakat naik menjadi 32,8 persen dari 19,2 persen.

Baca Juga

Sebagaimana dikutip dari Aljazeera pada Senin (7/12), ketidakpuasan masyarakat tersebut sebagian disebabkan oleh kampanye subsidi pemerintah Go To Travel. Beberapa kelompok medis dan ahli kesehatan mengatakan program pariwisata telah memicu gelombang terbaru kasus virus corona.

Sekitar 48 persen responden ingin pemerintah menghentikan sementara program. Sementara survei surat kabar Yomiuri terpisah menunjukkan 57 persen ingin kampanye ditangguhkan.

Bukan hanya itu, sejumlah perfektur wilayah di Jepang melaporkan kewalahan seiring meningkatnya beban dalam penanganan pasien Covid-19. Pemerintah pun menyalurkan perawat militer untuk turut menangani Covid-19.

Kepala juru bicara pemerintah Katsunobu Kato mengatakan perawat pasukan militer sedang bersiap untuk dikirim ke Hokkaido dan Osaka. Mereka dikirim untuk membantu mengobati lonjakan infeksi virus corona segera setelah kedua pemerintah prefektur memintanya.

Di Hokkaido utara, terdapat kelompok infeksi di dua rumah sakit di kota Asahikawa. Rumah Sakit Asahikawa Kosei memiliki total 217 kasus yang dikonfirmasi dan Rumah Sakit Yoshida yang dikelola swasta memiliki 184 kasus. RS Yoshida mengirim permintaan ke gubernur Hokkaido mengharap bantuan militer.

"Terlalu terbebani dan tidak ada alternatif," kata Asosiasi Medis di Jepang sebagaimana diberitakan oleh NHK.

Dikutip dari Reuters, dokter Yasutaka Kakinoki di Rumah Sakit Asahikawa Kosei mengatakan kepada bahwa situasi di kota berpenduduk 340 ribu orang itu serius. Beban kasus yang meningkat telah membuat sistem kesehatannya hampir runtuh.

Di Osaka, darurat setempat telah diumumkan terkait Covid-19. Gubernur Yoshimura Hirofumi meminta menteri pertahanan pada Senin mengirim perawat militer untuk merawat pasien virus corona yang sakit parah di fasilitas medis yang baru didirikan, menurut NHK. Fasilitas tersebut hanya mengamankan 80 dari 150 staf perawat yang dibutuhkan.

Hingga Sabtu, Osaka telah mencatat lebih dari 300 kasus virus corona baru selama lima hari berturut-turut. Persentase tempat tidur rumah sakit yang ditempati oleh pasien yang sakit parah mencapai 66 persen akhir pekan lalu dan diperkirakan akan mencapai 70 persen awal pekan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement