Senin 07 Dec 2020 21:58 WIB

BPH Migas Luncurkan Platform Digitalisasi SPBU

Platform digitalisasi SPBU memudahkan BPH Migas melakukan pengawasan JBKP

Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa didampingi Komite BPH Migas M Lobo Balia dan Sekretaris BPH Migas Bambang Utoro beserta Tim melakukan kunjungan kerja ke PT Pindad, Bandung, Jumat (2/10).
Foto: BPH Migas
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa didampingi Komite BPH Migas M Lobo Balia dan Sekretaris BPH Migas Bambang Utoro beserta Tim melakukan kunjungan kerja ke PT Pindad, Bandung, Jumat (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas BUmi (BPH Migas) bersama dengan PT Pertamina dan PT Telkom Indonesia meluncurkan platform digitalisasi SPBU guna memonitor dan mengawasi distribusi Jenis BBM Tertentu (JBT).

Komite Pengawas BPH Migas Lobo Balia mengatakan, program ini menggenerate informasi dan data penyaluran JBT dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) sehingga dapat digunakan sebagai perangkat pengawasan oleh BPH Migas.

"Yang sama-sama harus diketahui, penyelenggaraan pendistribusian JBT ini harus kita amati dan awasi. Jadi program ini dapat membantu dengan melaksanakan otomatisasi pencatatan dan pelaporan dengan teknologi informasi," ujar Lobo di Gedung BPH Migas, Senin (7/12).

Nantinya, program ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai alat pengendali konsumsi JBT khususnya dalam implementasi pemberlakuan kebijakan pembatasan pembelian kepada sektor pengguna kendaraan transportasi jalan yang mengkonsumsi JBT jenis minyak solar.

Selain itu, program ini juga dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat ketersediaan pasokan BBM, sehingga kelangkaan BBM di tingkat penyalur atau SPBU bisa dicegah.

Direktur Pemasaran PT Pertamina Patra Niaga Jumali menambahkan, sebelum adanya program ini, Pertamina belum memiliki data akurat mengenai informasi penyaluran BBM bersubsidi di seluruh Indonesia.

"Dengan digitalisasi ini, Pertamina dan BPH Migas bisa melakukan profiling customer, siapa yang beli JBT, beli berapa, dimana, jumlahnya berapa kali, itu bisa di-trace," jelasnya.

Program ini baru dijalankan dan akan terus mengalami evaluasi ke depan. Kendati, soft launching program ini dinilai menjadi langkah nyata BPH Migas untuk menerapkan transparansi dalam pengawasan terhadap pendistribusian JBT agar tepat sasaran dan tepat volume.

"Kita juga apresiasi PT Pertamina dan PT Telkom yang telah membantu membangun program ini. Ini artinya, kita semua sudah bisa mendapatkan data yang dibutuhkan," tandas Lobo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement