Senin 07 Dec 2020 21:19 WIB

Pelat Atap Menara 99 Islamic Center Mataram Diterjang Angin

Belum dapat dipastikan posisi kerusakan atap Menara 99 Islamic Center.

Pelat Atap Menara 99 Islamic Center Mataram Diterjang Angin. Masjid Hubbul Wathan di Kompleks Islamic Center NTB.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Pelat Atap Menara 99 Islamic Center Mataram Diterjang Angin. Masjid Hubbul Wathan di Kompleks Islamic Center NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala UPTD Pengelolaan Destinasi Wisata Unggulan Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat M Ilham mengatakan sejumlah pelat atap Menara 99 Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Mataram, berjatuhan akibat diterjang angin kencang, Senin (7/12).

"Sampai saat ini, petugas kami sudah mengumpulkan sekitar enam pelat atap Menara 99 berwarna kuning yang jatuh akibat angin kencang," kata Ilham kepada wartawan.

Baca Juga

Namun, ia mengaku belum dapat memastikan posisi kerusakan atap Menara 99 karena untuk mengetahui bagian pelat atap mana yang hilang membutuhkan peralatan khusus.

"Tinggi menara itu 99 meter, jadi tidak bisa kita lihat dari bawah. Karena itu, sejauh ini kami belum tahu juga dampak dari lepasnya pelat tersebut, mungkin saat hujan baru kita lihat bocor atau tidak," katanya.

Sementara untuk tindak lanjutnya, Ilham akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Provinsi NTB. Bangunan Islamic Center masih menjadi tanggung jawab DPU.

"Tapi, hal itu tidak mengganggu aktivitas di Islamic Center termasuk kegiatan sholat berjamaah tetap berjalan seperti biasa," katanya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Mataram Arif Rahman mengatakan angin kencang yang terjadi ini, merupakan dampak dari La Nina. Fenomena tersebut mengakibatkan terjadinya hujan deras, angin kencang, angin ribut dan gelombang tinggi hingga 2,5 meter.

Akibatnya saat ini, juga terdapat sekitar 13 pohon di sejumlah titik jalan di Kota Mataramyang tumbang. "Berdasarkan informasi dari BMKG, kondisi ini berpotensi terjadi 2-3 hari ke depan. Ini merupakan awal dari musim hujan dan angin kencang, puncaknya akan terjadi pada akhir Desember 2020, Januari dan Februari 2021," katanya.

Terkait dengan itu, Arif mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap berbagai potensi bencana, dan hindari keluar rumah ketika terjadi cuaca ekstrem. Terutama di jalan-jalan yang rawan bencana pohon tumbang, seperti di Jalan Langko, Penjanggik, Sriwijaya, Brawijaya, Lingar Selatan, dan Jalan Sudirman Selagalas.

"Jika tidak ada hal yang terlalu penting dan mendesak, sebaiknya di rumah saja," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement