REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Surat kabar lokal melaporkan pada Ahad (7/12), Arab Saudi berencana mengganti muazin dan imam asing yang bertanggung jawab di tempat ibadah di pusat-pusat perdagangan warga Saudi.
Surat kabar Okaz melaporkan, rencana itu disusun bersama oleh Kementerian Urusan Islam Dakwah dan Penyuluhan dan Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan. Langkah tersebut dilakukan setelah diketahui orang-orang non-Saudi melafalkan adzan dan memimpin jamaah di banyak tempat sholat di pusat perbelanjaan.
“Kompleks ini penting menjadi tujuan wisatawan dan orang lain,” kata sumber, dilansir di Gulf News, Senin (7/12).
Kementerian Urusan Islam Dakwah dan Penyuluhan telah meminta Kementerian Urusan Kota dan Pedesaan mengarahkan pengawas pusat komersial utama dan menunjuk muazin dan imam Saudi dalam koordinasi dengan otoritas agama.
Dikutip Saudi Gazette, menurut instruksi, mereka yang mengoperasikan kompleks komersial harus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Kementerian Urusan Islam Dakwah dan Penyuluhan dalam proses pemilihan imam dan muazin. Selain itu, mereka juga harus menyelesaikan prosedur hukum dengan syarat mereka bertanggung jawab atas kompleks.
Ada kompleks komersial di mana ekspatriat dari berbagai negara dipekerjakan sebagai imam dan muazin di tempat ibadah. Langkah baru ini menjadi penting setelah fakta tidak ada lembaga khusus yang memantau fungsi ruang sholat.
Kekosongan tersebut bahkan dapat menyebabkan perusakan salinan Alquran serta menyimpan buklet dan pamflet dari sumber yang tidak diketahui. Orang asing membentuk sekitar 10,5 juta dari total populasi Arab Saudi yang berjumlah 34,8 juta.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
