Selasa 08 Dec 2020 03:20 WIB

Inggris Hadapi Sulitnya Penyimpanan Vaksin Covid-19

Inggris menghadapi ancaman kendala dalam penyimpanan vaksin Pfizer

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Christiyaningsih
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris menghadapi ancaman kendala dalam penyimpanan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech yang akan segera digunakan pada Selasa (8/12). Penyimpanan vaksin tersebut diketahui sulit.

Sebagaimana dikutip dari Euronews, tiap kotak berisi vaksin yang mencakup lima paket berisi 975 dosis perlu dibuka dan dibongkar secara manual di tempat yang memiliki izin khusus. Setelah itu, vaksin akan tersedia di rumah sakit.

Baca Juga

Pengiriman vaksin Pfizer-BioNTech rumit karena perlu disimpan pada suhu super dingin sekitar minus 70 derajat Celcius. Vaksin ini stabil pada suhu lemari es normal antara dua dan delapan derajat Celcius (35,6 hingga 46,4 F) selama beberapa hari, artinya dapat disimpan secara lokal.

Setelah mencairkan vaksin, yang memakan waktu beberapa jam, diperlukan waktu tambahan untuk menyiapkannya untuk diberikan dalam suntikan. Public Health England telah mengamankan 58 freezer suhu ultra-rendah Twin Guard khusus yang menyediakan penyimpanan yang cukup untuk sekitar lima juta dosis.

Lemari es, yang tidak portabel, masing-masing menampung sekitar 86 ribu dosis. Selama fase pertama program imunisasi, Inggris telah membentuk sembilan kelompok terpisah dalam daftar prioritasnya hingga mereka yang berusia 50 tahun ke atas.

Secara keseluruhan, mereka berharap hingga 99 persen orang yang paling berisiko meninggal akibat Covid-19 telah diimunisasi selama fase pertama. Pengiriman vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Produsen Amerika Serikat, Pfizer dan BioNTech Jerman dikirim ke Inggris pada Ahad (6/12) kemarin. Vaksin ini akan digunakan dalam program imunisasi yang diawasi ketat.

Sekitar 800 ribu dosis vaksin diharapkan tersedia untuk dimulainya program imunisasi pada Selasa (8/12). "Untuk mengetahui bahwa mereka ada di sini, dan kami termasuk negara awal yang benar-benar menerima vaksin, yang pertama di dunia, sungguh menakjubkan, saya sangat bangga," kata Louise Coughlan, kepala apoteker gabungan di Croydon Health Services NHS Trust.

Menteri Kesehatan Matt Hancock bahkan menjuluki hari tersebut sebagai V-Day. Pekan lalu, Inggris menjadi negara pertama yang mengotorisasi vaksin Pfizer-BioNtech untuk penggunaan darurat. Dalam uji coba, vaksin itu terbukti memiliki kemanjuran sekitar 95 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement