Senin 07 Dec 2020 16:30 WIB

BPPTKG: Rekahan di Kawah Merapi Makin Panjang 

BPPTKG mengatakan hingga saat ini belum terbentuk kubah lava di puncak Merapi.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Ratna Puspita
Peta wilayah rawan bencana Gunung Merapi.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Peta wilayah rawan bencana Gunung Merapi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan, rekahan di kawah Gunung Merapi semakin panjang. Hal ini terjadi karena desakan magma dari dalam Merapi. 

"Rekahan-rekahan di kawah itu terjadi lebih panjang lagi. Jadi, desakan magma terus terjadi sehingga menyebabkan rekahan-rekahan yang ada di atas (puncak)," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida di Kantor BPPTKG, Yogyakarta, Senin (7/12). 

Baca Juga

Walaupun ada rekahan, Hanik menyebut, hingga saat ini belum terbentuk kubah lava di puncak Merapi. BPPTKG masih menunggu terbentuknya kubah lava untuk mengambil kebijakan lebih lanjut. 

"Kita tunggu lagi, kita masih harus sabar menunggu karena aktivitasnya masih tinggi," ujarnya. 

Aktivitas Merapi masih tinggi sejak ditetapkan kenaikan status menjadi siaga atau level III pada 5 November lalu. Bahkan, aktivitas kegempaan juga masih tinggi yang mencapai puluhan kali kegempaan per harinya.  

Selain itu, laju deformasi Merapi juga masih terus naik. Hanik menuturkan, laju deformasi ini mencapai 11 centimeter per harinya.

"Deformasinya juga masih belum memendek, masih 11 sentimeter per hari. Sejak 5 November sampai sekarang, masih naik, lalu turun sedikit dan naik lagi. Ini (aktivitas Merapi) masih stabil tinggi," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement