Senin 07 Dec 2020 15:55 WIB

Vaksin dan Protokol Kesehatan Kunci Pemulihan Ekonomi

Pemesanan vaksin akan semakin membangun optimisme pemulihan ekonomi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
 Foto selebaran yang disediakan oleh Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan para pejabat di sebelah vaksin COVID-19 dari China Sinovac Biotech Ltd, di perusahaan farmasi milik negara PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, Indonesia, 06 Desember 2020. Negara telah menerima 1,2 juta dosis vaksin, yang dipesan dari Sinovac Biotech Ltd.
Foto: EPA-EFE/MUCHLIS JR
Foto selebaran yang disediakan oleh Istana Kepresidenan Indonesia menunjukkan para pejabat di sebelah vaksin COVID-19 dari China Sinovac Biotech Ltd, di perusahaan farmasi milik negara PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, Indonesia, 06 Desember 2020. Negara telah menerima 1,2 juta dosis vaksin, yang dipesan dari Sinovac Biotech Ltd.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menekankan ketersediaan vaksin dan penerapan protokol kesehatan merupakan syarat utama dalam mewujudkan pemulihan ekonomi dari tekanan krisis akibat Covid-19. Langkah pemerintah untuk memesan vaksin dan melakukan vaksinasi dalam waktu dekat akan semakin membangun optimisme pemulihan ekonomi.

“Saya jelaskan ada satu kondisi prasyarat yaitu adalah vaksinasi dan disiplin protokol Covid-19 karena memang epicentrum permasalahan yang kita hadapi ini adalah Covid-19,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (7/12).

Baca Juga

“Insya Allah (pemerintah) akan melakukan vaksinasi dalam waktu dekat. Bank Indonesia juga ikut mendanai vaksin ini dari sebagian dana burden sharing APBN 2020,” ujar Perry Warjiyo.

Tak hanya itu, Perry menyebutkan syarat kedua dalam merealisasikan pemulihan ekonomi dari dampak Covid-19 adalah adanya sinergi yang baik dari berbagai pihak.

“Penguatan sinergi dan membangun optimisme pemulihan ekonomi perlu kita bangun. Kita perkuat,” tegas Perry Warjiyo.

Ia menuturkan berbagai prasyarat tersebut harus dilakukan seiring dengan mulai terlihatnya prospek ekonomi Indonesia 2021 yang lebih baik. 

Perry Warjiyo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV akan mampu mencetak angka positif seiring dengan pemulihan yang telah terjadi sejak triwulan III yaitu dari minus 5,34 persen ke minus 3,9 persen. Perry juga menyatakan ekonomi Indonesia akan mampu tumbuh hingga mencapai kisaran 4,8 persen sampai 5,8 persen yang didukung oleh konsumsi, ekspor, dan investasi.

Sementara untuk inflasi diperkirakan pada level rendah yaitu di bawah 2 persen pada 2020 dan dalam kisaran tiga plus minus satu persen pada 2021. Kemudian nilai tukar rupiah akan stabil cenderung menguat serta stabilitas eksternal terjaga dengan neraca pembayaran surplus dan defisit transaksi berjalan di bawah 1,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2020 dan 2021.

Sedangkan stabilitas sistem keuangan diperkirakan terjaga meskipun saat ini kredit rendah tapi dengan proses perbaikan ekonomi maka kredit dan Dana Pihak Ketiga berkisar 7 persen sampai 9 persen.

“Kami memandang proses pemulihan ekonomi itu berlangsung. Untuk itu optimisme kinerja ekonomi tahun depan lebih baik perlu kita dorong,” tegas Gubernur BI Perry Warjiyo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement