Senin 07 Dec 2020 15:01 WIB

Pengembangan Pasar Modal Syariah Dorong Pemulihan Ekonomi

Kontribusi aset pasar modal syariah terhadap PDB mencapai 29 persen pada 2019.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Fuji Pratiwi
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Wapres mendorong pengembangan industri pasar modal syariah di tengah pandemi Covid-19.
Foto: KIP/Setwapres
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Wapres mendorong pengembangan industri pasar modal syariah di tengah pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mendorong pengembangan industri pasar modal syariah di tengah pandemi Covid-19. Hal ini lantaran, pasar modal syariah, sebagai salah satu subsektor dalam industri keuangan syariah memiliki potensi yang cukup besar untuk mendorong perekonomian nasional. 

Kiai Ma'ruf mengungkapkan, data Bursa Efek Indonesia dan BPS 2019 mencatat kontribusi aset pasar modal syariah terhadap PDB cukup signifikan. Yakni sebesar 29 persen atau senilai Rp 4.569 triliun.

Baca Juga

Kinerja positif sektor pasar modal syariah di tengah kondisi pandemi ini harus jadi i momentum pendorong untuk kemajuan lebih lanjut. "Baik bagi kemajuan industri pasar modal syariah maupun ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air," ujar Kiai Ma'ruf saat menghadiri peresmian nama dan logo laru sekaligus Peluncuran Syariah Online Trading System (SOTS) PT BRI Danareksa Sekuritas secara daring, Senin (7/12).

Ia menjelaskan, kontribusi total aset pasar modal syariah terhadap PDB mencakup saham syariah, reksa dana syariah, dan sukuk. Sementara kontribusi kapitalisasi saham syariah mencapai 24 persen atau senilai Rp 3.745 triliun dari total PDB 2019 senilai Rp 15.833 triliun.

Ia memaparkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Oktober 2020. Nilai kapitalisasi pasar saham syariah mencapai Rp 3.061 triliun atau 51,4 persen dari seluruh kapitalisasi pasar modal Indonesia sebesar Rp 5.957 triliun.

Apalagi, peluang industri ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air saat ini berkembang cukup pesat, yang berdampak ke sektor global.

Dalam laporan The State of The Global Islamic Economy Report (SGIE Report) 2020/2021, peringkat Global Islamic Indicator Indonesia berhasil menduduki peringkat ke-4, naik kelas dari peringkat 5 pada 2019 atau naik tajam dari peringkat ke 10 di tahun 2018. 

Prestasi lainnya yang cukup menggembirakan, menurut Global Islamic Finance Report (GIFR) 2020 Indonesia mencatat skor tertinggi ( 81,93), di tingkat global, di atas Inggris, Uni Emirat Arab, dan Malaysia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement