Ahad 06 Dec 2020 19:39 WIB

Tiga Rumah Rusak Akibat Hujan dan Angin Kencang di Sukabumi

Petugas BPBD berupaya bersihkan puing-puing material dinding rumah yang roboh.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Bilal Ramadhan
Satu unit rumah roboh di Kampung Nangerang, Desa Pulosari, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Satu unit rumah roboh di Kampung Nangerang, Desa Pulosari, Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Hujan deras yang disertai angin kencang melanda Kota Sukabumi sejak Jumat (4/12) hingga Ahad (6/12). Dampaknya sebanyak tiga rumah rusak di Kecamatan Lembursitu dan Baros mengalami kerusakan. Kondisi ini menyebabkan kerugian hingga puluhan juta rupiah.

"Kami mendapatkan laporan dan ditanggapi dengan penanganan bencana di tiga titik berbeda," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Imran Wardhani kepada wartawan, Ahad (6/12).

Bencana rumah roboh tersebut diakibatkan oleh angin kencang terjadi pada rentang waktu Jumat hingga Ahad. Di mana bencana pertama terjadi di Kampung Tegal Jambu RT 02 RW 08 Kelurahan Cipanengah, Kecamatan Lembursitu pada sekitar pukul 16.00 WIB.

Kerusakan yakni rumah dengan luas tembok yang rusak 7x2 meter dan kandang ayam 2x2 meter. Nilai kerusakan dan kerugian sekitar Rp 7 juta. Kedua kata Imran, bencana kedua di Kampung Santiong RT 05 RW 07 Kelurahan Cipanengah, Kecamatan Lembursitu. Waktu kejadian pada Jumat pukul 09.00 WIB.

Kerusakan pada atap sekitar 9x1 meter dan genting rusak demgan nilai kerusakan dan kerugian Rp 1,5 juta. Terakhir bencana di RT 03 RW 01 Kelurahan/Kecamatan. Bencana yang terjadi pada Ahad pagi ini menyebabkan atap dan dinding tembok dapur rumah warga rusak. Di mana nilai kerusakan dan kerugian Rp 15 juta.

Sehingga kata Imran, total Nilai kerusakan dan kerugian di 3 lokasi sekitar Rp 23,5 juta dan tidak ada korban jiwa. Petugas BPBD berupaya melakukan penanganan yakni pembersihan puing-puing material dinding rumah yang roboh.

Kedua pemasangan terpal oleh pihak BPBD, bersama unsur wilayah, PMI, para relawan kemanusiaan dan warga. Terakhir melakukan evakuasi barang yang dianggap berharga.

Masyarakat kata Imran, kedepan diimbau agar tetap siaga dan waspada di musim hujan. Di antaranya dengan memastikan melakukan pengecekan pada level lingkungan sekitar secara cermat.

"Bagi mereka yang berada di dekat sungai rajin-rajin mengontrol perkembangan aliran debit air begitu juga yg tinggal di topografi seperti lereng supaya lebih cermat mengamati gejala yang ada," kata Imran. Selain itu, pastikan informasi yang diperoleh dari kanal resmi seperti BPBD atau BMKG terkait cuaca yg ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement