Ahad 06 Dec 2020 18:54 WIB

Kenali Migrain dan Cara Mencegahnya

Nyeri kepala pada migrain memiliki ciri tertentu.

Rep: Santi Sopia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Sakit kepala migrain
Foto: corbis.com
Sakit kepala migrain

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Migrain adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami nyeri kepala yang terasa berdenyut. Namun, gejala tersebut dapat dikatakan migrain jika memiliki karakter tertentu.

Di antaranya nyeri dirasakan pada satu sisi kepala, berintensitas sedang (moderate) hingga berat, berdenyut (pulsating in quality), dan dapat memburuk akibat aktivitas fisik. Migrain paling sering dialami sejak pubertas dan semakin banyak menyerang dengan rentang usia 35–45 tahun.

Dokter Saraf RS Permata Cibubur dr. Irawati Hawari, SpS menjelaskan, migrain dengan rasa nyeri mengganggu dapat berlangsung beberapa jam atau hari. Berbagai gejala yang dapat timbul dan dirasakan akibat migrain adalah mual, muntah, hipersensitif terhadap kebisingan (phonophobia), dan hipersensitif terhadap cahaya (photophobia).

“Namun sebagian penderita juga dapat mengalami gejala neurologi lainnya yang disebut sebagai aura, sebelum dan/atau selama serangan nyeri kepala. Dalam hal ini contohnya adalah melihat garis-garis zigzag (visual aura) atau kesulitan untuk berbicara (speech aura),” kata Irawati.

Berbagai terapi atau tata laksana mengobati migrain dapat dilakukan dengan dua cara. Cara farmakologi (menggunaan obat–obatan) dan non-farmakologis. Tata laksana dengan farmakologis dibagi dua kategori, yaitu terapi abortif atau akut untuk mengurangi atau menghentikan serangan yang sedang terjadi. Lalu terapi profilaksis atau preventif, yang bertujuan mengurangi risiko berulangnya serangan, serta mengurangi hendaya (disability).

“Sementara tata laksana secara non-farmakologis dapat dilakukan dengan mengubah pola/gaya hidup dan melakukan intervensi medis secara khusus jika diperlukan, misalnya transcutaneous electrical stimulation,” tambah dr. Irawati.

Untuk mencegah terjadinya migrain, penting bagi setiap orang memperhatikan beberapa faktor. Dari melakukan manajemen stress dengan teknik relaksasi atau yoga; menghindari konsumsi makanan dan/atau minuman yang dapat memicu migrain; memastikan pola makan yang teratur; menurunkan berat badan jika overweight/obese; dan mengatur pola tidur yang teratur dengan durasi yang cukup.

Secara keseluruhan, mengubah pola hidup secara berkesinambungan merupakan kunci utama untuk pencegahan migrain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement