Ahad 06 Dec 2020 14:51 WIB

Herbi, Produk Pembalut dan Popok Kain Ramah Lingkungan

Luvi, pemilik Herbi, bersyukur mendapatkan beasiswa ISDP Laznas BSM Umat.

Muhammad Luvian (kiri), mahasiswa UIN Jakarta penerima beasiswa ISDP Laznas BSM Umat.
Foto: Dok LAZ BSM Umat.
Muhammad Luvian (kiri), mahasiswa UIN Jakarta penerima beasiswa ISDP Laznas BSM Umat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini produk ramah lingkungan sudah menjadi life style sebagian masyarakat Indonesia, terkhusus kawula muda. Banyak yang mulai peduli akan dampak lingkungan dari produk yang mereka gunakan. Mereka tidak ingin jadi bagian perusak alam. Mulai dari alat elektronik, bahan bakar sampai produk fashion pun sudah banyak yang menerapkan teknologi zero waste. 

Kepedulian ini pun yang menggerakkan Muhammad Luvian untuk membangun bisnis yang tak hanya berorientasi pada keuntungan, tapi juga kelestarian lingkungan. Luvi – panggilan akrabnya -- merupakan mahasiswa Teknik Informatika di UIN Jakarta yang bermimpi menjadi pengusaha. Ia  yakin  dengan menjadi pengusaha akan membuatnya bisa membuka lapangan pekerjaan yang memiliki dampak sosial yang besar bagi lingkungannya.

Mimpi besarnya itu tidak hanya dijadikan angan-angan oleh Luvi. Saat ini ia sudah memulai untuk merintis bisnis dengan membuat produk yang dinamakan Herbi.id. Produk yang dijual Luvi adalah inovasi untuk mengurangi pencemaran lingkungan, dengan cara membuat produk popok dan pembalut dari kain yang ramah lingkungan. 

Luvi mengembangkan Herbi berawal dari keresahan akan banyaknya sampah plastik rumah tangga, salah satunya dari pembalut dan popok sekali pakai. Menurutnya jika tidak diberikan solusi maka akan memperparah penumpukan sampah plastik yang akhirnya semakin mencemari lingkungan. “Karena itulah Herbi dibuat sebagai produk ramah lingkungan yang ekonomis karna reuseable dan juga lebih sehat bagi pengguna,” kata Luvi dalam rilis yan diterima Republika.co.id.

Luvi membangun Herbi dari tahun 2017 berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur. Ia mengakui, sepanjang perjalanannya,  tidak selamanya mulus. Tim yang lesu, penurunan penjualan, sampai ditinggal reseller pernah ia rasakan. Namun tekad dan dukungan  dari lingkungan sekitar mampu membuat Luvi bertahan dan melewati permasalahan.

Luvi juga bersyukur karena saat ini mendapatkan beasiswa ISDP (Islamic Sociopreneur Development Program) dari Laznas BSM Umat. Selain mendapatkan beasiswa kuliah, Luvi juga mendapatkan pelatian dan bimbingan dari para mentor yang ahli. Dampaknya sangat besar bagi Luvi. “Setelah mendapatkan beasiswa ISDP,  pendapatan bisnis saya  naik sekitar 3x lipat. Sementara itu, keterampilan wirausaha saya semakin terupgrade,” ujarny.

Selain menjual produk ramah lingkungan, hal menarik lainnya dalam sistem bisnis Herbi adalah proses produksi yang dibantu mitra yang merupakan komunitas binaan dari Herbi. 

“Sejak awal Herbi memang dibangun dengan visi sociopreneur untuk pemberdayaan masyarakat yang melibatkan komunitas istri purnawirawan TNI. Herbi pun memiliki beberapa dampak positif bagi masyarakat, di  samping membuat lapangan pekerjaan baru juga menjadikan wadah edukasi lewat produk herbi tentang k elestarian lingkungan,” paparnya.

Saat ini Herbi dipasarkan melalui online dan offline. Untuk online menggunakan channel marketing sosial media dan marketplace dengan mengoptimalkan secara organik dan fasilitas iklan. Sedangkan pemasaran offline dengan mendistribusikan produk ke reseller, beberapa instansi, mitra toko, dan koperasi. “Segmentasi customer Herbi saat ini adalah komunitas peduli lingkungan, pondok pesantren, asrama-asrama, dan masyarakat yang peduli tentang kesehatan dirinya,” tuturnya.

Selain berhasil mendapatkan program pembinaan ISDP dari Laznas BSM, Herbi juga pernah mendapat penghargaan dari Kemenpora dalam program wirausaha muda berprestasi.  Kemudian juga mendapatkan penghargaan dari kementerian ekonomi kreatif dalam program beli kreatif lokal, bangga buatan Indonesia. 

Dalam membangun Herbi, Luvi mendapatkan pembelajaran betapa berharganya waktu dan ia bertekad untuk tidak menyia-nyiakan waktu yang dimiliki untuk mengerjakan hal yang tidak bermanfaat. Atas segala pencapaiannya, Luvi pun masih belum merasa puas.

“Saya ingin membawa Herbi menjadi perusahaan kelas international. Harapan saya, produk lokal Indonesia bisa bersaing di tingkat global,” kata Luvi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement