Jumat 04 Dec 2020 22:45 WIB

PUPR Tingkatkan Sinergi dengan Arsitek

Pembangunan yang dilakukan juga memperhatikan unsur estetika.

Rep: Novita Intan/ Red: Satria K Yudha
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan), Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (kiri) dan Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Sumadilaga (kedua kiri) meninjau perkembangan renovasi Masjid Istiqlal di Jakarta, Selasa (2/6/2020). Presiden menyatakan renovasi Masjid Istiqlal sudah mencapai 90 persen
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan), Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (kiri) dan Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Sumadilaga (kedua kiri) meninjau perkembangan renovasi Masjid Istiqlal di Jakarta, Selasa (2/6/2020). Presiden menyatakan renovasi Masjid Istiqlal sudah mencapai 90 persen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pembangunan infrastruktur masih menjadi salah satu satu program prioritas pemerintah dalam lima tahun ke depan. Sebab, infrastruktur merupakan modal utama untuk dapat maju dan bersaing dengan negara-negara lain.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan arsitek agar bangunan menjadi satu kesatuan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga memiliki unsur estetika. Oleh karena itu, diperlukan akselerasi pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Indonesia. 

"Dalam melakukan pembangunan infrastruktur seperti embatan atau bendungan, saya pasti minta untuk melibatkan arsitek. Tanpa peran arsitek, bangunan hanya menjadi beton dan besi dipasang, tidak ada estetikanya. Bendungan hanya untuk mengatur air, tanpa bisa memberikan nilai estetika,” kata Basuki dalam keterangannya, Jumat (4/12).

Menurut Basuki, Kementerian PUPR berkolaborasi dengan arsitek sejak lima tahun lalu saat mulai melakukan renovasi Gelora Bung Karno untuk Asian Games ke-18. Adapun kolaborasi ini terus dilanjutkan tidak hanya dengan arsitek secara perorangan, tetapi juga dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sebagai wadah organisasi profesi.

“Kami juga baru menyelesaikan renovasi Masjid Istiqlal dengan bantuan IAI. Ke depan, kita akan merehabilitasi kota-kota lama dan dibantu oleh IAI," katanya. 

Ia menambahkan, sebagai upaya mengakselerasi pembangunan infrastruktur berkelanjutan dan memiliki nilai estetika, diperlukan peningkatan profesionalisme arsitek. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan investasi dan ekonomi nasional melalui Undang-Undang Cipta Kerja yang menuntut profesionalisme penyedia jasa, termasuk profesi arsitek. 

Bertepatan dengan Hari Bakti PUPR ke-75, Basuki pada Kamis (3/12) telah mengukuhkan sembilan anggota Dewan Arsitek Indonesia (DAI) yang sudah melewati seleksi ketat sejak September 2019. Anggota DAI terdiri atas perwakilan dari unsur anggota organisasi profesi, pengguna jasa arsitek, dan perguruan tinggi. 

“Saya harap IAI dan DAI akan menjadi wadah untuk dapat meningkatkan profesionalisme para arsitek, sehingga bertanggung jawab terhadap keselamatan bangunan bagi masyarakat," kata Basuki.  Proses pembentukan DAI dilakukan oleh IAI dengan tugas dan fungsi membantu pemerintah pusat dalam melakukan pembinaan profesi arsitek di Tanah Air. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement