Jumat 04 Dec 2020 19:32 WIB

Kevin Philips, Superhero dari Sunderland

Kevin Phillips pernah mencetak 30 go semusim di Liga Primer Inggris.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Kevin Phillips (tengah).
Foto: espnfc.com
Kevin Phillips (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, SUNDERLAND -- Penikmat sepak bola generasi millenial tentu tak mengenal sosok penyerang legendaris Sunderland, Kevin Phillips. Striker yang mampu menabsihkan dirinya sebagai pencetak gol terbanyak di Eropa, meskipun tak berkostum tim sebesar Real Madrid, Manchester United, pun Bayern Muenchen.

Nama Kevin Phillips akrab di telinga penikmat Liga Inggris medio 2000, meski dirinya tak pernah membela tim besar sekalipun. Didatangkan Sunderland dari Watford pada 1997 dengan biaya 650 ribu pounds, Phillips membutuhkan waktu tiga tahun untuk menobatkan dirinya sebagai pencetak gol paling mematikan di benua Biru.

Bukan tanpa alasan, pria yang kini sudah gantung sepatu berhasil mencetak 30 gol dalam debutnya bermain di Liga Primer Inggris, dan berhak mendapatkan sepatu emas Eropa.

"Jika saya terus terang tentang hal itu, saya pikir orang mungkin akan berkata saya pilih-pilih. Tapi mari kita begini, jika seorang pemain Inggris mencetak 30 gol sekarang, mereka akan langsung terkenal di seluruh dunia," kata Phillips dilansir Planet Football, Jumat (4/12).

Ini adalah salah satu kisah sepak bola yang paling romantis, gaya 'Roy of the Rovers', tetapi, seperti yang sering terjadi dengan kisah apa pun yang tidak melibatkan salah satu klub atau pemain paling terkenal, kisah Kevin Phillips menjadi hilang seiring waktu.

"Ketika saya melakukannya, itu seperti sangat aneh. Saya pikir itu pencapaian yang luar biasa. Tidak ada rasa tidak hormat, tetapi umumnya ketika pemain mencetak 30 gol, mereka melakukannya dalam tim yang berada di dua, tiga, atau empat teratas di liga," ujar dia.

Tak hanya itu, Phillips turut andil dalam mempromosikan Sunderland ke Liga Primer, hal itu yang sekaligus membuat dirinya dipanggil pelatih Kevin Keegan ke timnas Inggris. Sayang, karier internasionalnya tidak terlalu cemerlang dan lebih sering menghangatkan bangku cadangan.

Petualangannya kemudian berlanjut ke klub-klub kecil lainnya seperti Southampton, Aston Villa, WBA, Birmingham, Blackpool, hingga Crystal Palace.

"Hal terbesar adalah ketika Anda menjadi bagian dari tim yang penuh percaya diri, yang kami lakukan di dua musim pertama saya, Anda tahu bahwa jika saya melewatkan satu (peluang), akan ada satu lagi yang datang dalam waktu dekat."

Di Pengujung karier Phillips ikut andil dalam kesuksesan Leicester City menjuarai Divisi Championship sekaligus promosi ke kasta tertinggi Liga Primer Inggris. Setelah momen tersebut pria berusia 47 tahun pun memutuskan pensiun dari lapangan hijau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement