Jumat 04 Dec 2020 18:30 WIB

Tanah Bergerak Mengancam, 111 KK Diungsikan

Pergerakan tanah ini mengakibatkan kerusakan pada jalan desa dan rumah warga.

Rep: Eko Widiyatno / Red: Agus Yulianto
Warga bersama relawan bergotong royong membuat saluran air di lokasi bencana longsor dan tanah bergerak di Banjarnegara, Jateng.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Warga bersama relawan bergotong royong membuat saluran air di lokasi bencana longsor dan tanah bergerak di Banjarnegara, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Warga di sebagian wilayah Kabupaten Banjarnegara, harus benar-benar meningkatkan kewaspadaan selama musim penghujan ini. Seperti yang terjadi sejak beberapa waktu terakhir, di beberapa lokasi telah terjadi bencana tanah longsor dan tanah bergerak.

Bencana tanah bergerak yang menyebabkan ratusan rumah warga terancam, antara lain berada di Desa Kalitlaga Kecamatan Pagentan. "Bencana tanah bergerak terjadi di desa ini, saat terjadi hujan deras Kamis (3/12) dinihari. Hingga saat ini, ada 111 KK warga desa yang diungsikan karena kondisinya membahayakan," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Budi Wahyono, Jumat (4/12).

Menurutnya, pergerakan tanah ini mengakibatkan kerusakan pada jalan desa dan rumah warga. Tidak ada korban luka dan jiwa dalam kejadian itu. 

"Namun, mengingat kondisi cuaca yang masih kerap diwarnai hujan deras dan mengantisipasi kemungkinan bencana susulan, warga kita ungsikan ke tempat yang aman,'' katanya.

Menurutnya,  warga yang tempat tinggalnya terdampak bencana, diungsikan ke beberapa lokasi. Antara lain, ke gedung di TPQ, Mushola dan rumah warga lain di wilayah yang aman.

Kades Kalitlaga Guntur Agus Salim, mengatakan jumlah warga yang mengungsi ada sebanyak 327 jiwa. Mereka merupakan warga dari satu dusun. "Lokasi bencana tanah bergerak berada di Dusun Karanglo," ujarnya.

Dia menyebutkan, pergerakan tanah yang terjadi di wilayah tersebut merupakan model rayapan, atau bergerak sedikit demi sedikit. Namun  dia menyebutkan, pergerakan tersebut masih terus berlangsung, sehingga muncul retakan tanah selebar 30 centimeter di areal yang cukup luas. 

"Pergerakan tanah ini menyebabkan tembok dan lantai rumah warga juga retak, bahkan ada yang hampir roboh," ucapnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement