Sabtu 05 Dec 2020 02:31 WIB

Belasan TPS di Tasikmalaya Masuk Kategori Rawan

Kerawanan sebagian besar muncul lantaran lokasi TPS berada di wilayah rawan bencana.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolandha
Aparat kepolisian telah melakukan pemetaan kerawanan saat hari pemungutan suara pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan pendataan aparat kepolisian, di wilayah hukum Polresta Tasikmalaya setidaknya terdapat 11 tempat pemungutan suara (TPS) yang masuk dalam kategori rawan.
Foto: ANTARA/Irfan Anshori
Aparat kepolisian telah melakukan pemetaan kerawanan saat hari pemungutan suara pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan pendataan aparat kepolisian, di wilayah hukum Polresta Tasikmalaya setidaknya terdapat 11 tempat pemungutan suara (TPS) yang masuk dalam kategori rawan.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Aparat kepolisian telah melakukan pemetaan kerawanan saat hari pemungutan suara pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan pendataan aparat kepolisian, di wilayah hukum Polresta Tasikmalaya setidaknya terdapat 11 tempat pemungutan suara (TPS) yang masuk dalam kategori rawan.

Kapolresta Tasikmalaya, AKBP Doni Hermawan mengatakan, terdapat 1.169 TPS pilkada Kabupaten Tasikmalaya yang berada di wilayah hukumnya. Namun, dari seluruh TPS itu hanya 11 yang masuk dalam kategori rawan, di mana dua TPS di antaranya masih kategori sangat rawan.

"Ada sembilan TPS dalam kategori rawan, dua TPS sangat rawan," kata dia, Jumat (4/12).

Menurut dia, kerawanan itu sebagian besar muncul lantaran lokasi TPS berada di wilayah rawan bencana. Beberapa wilayah yang memiliki kerawanan bencana adalah Kecamatan Pagerageung dan Kecamatan Karangjaya.

Kendati demikian, polisi telah melakukan simulasi pengamanan saat hari pemungutan suara pilkada Kabupaten Tasikmalaya pada Jumat pagi. Salah skenario yang dilakukan daam simulasi itu adalah pemungutan suara saat terjadi bencana alam. 

Dalam simulasi itu, terjadi banjir yang menyebabkan akses warga menuju TPS terputus. Akibatnya, ketika waktu sudah siang hari baru sedikit warga yang menyalurkan hak pilihnya karena akses jalan tergenang luapan air sungai.

Melihat kehadiran pemilih tidak maksimal, petugas akhirnya melaksanakan koordinasi. Alhasil, petugas melaksanakan pencoblosan lokasi terdampak bencana dengan menjemput bola agar hak pilih warga tetap dapat tersalurkan.

Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menilai, potensi bencana alam tak akan terlalu mengganggu pelaksanaan pilkada serental di Jabar. Menurut dia, BPBD Provinsi Jabar sudah berkoordinasi dengan BPBD yang berada di kabupaten/kota yang akan melaksanakan pilkada.

"Tidak ada yang dianggap rawan sampai saatnya pilkada. Sekalipun curah hujan tinggi, insya Allah tak akan ada apa-apa. Kita harus berdoa aga Jawa Barat selamat dari bencana, bukan hanya saat pilkada tapi selama-lamanya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement