Jumat 04 Dec 2020 12:34 WIB

Amikom Kenalkan Aplikasi Pengelolaan Sampah di Pesisir Jenu

Amikom memiliki aplikasi Matrsah untuk meminimalkan jumlah sampah yang terbuang.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi pengolahan sampah
Foto: pixy.org
Ilustrasi pengolahan sampah

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim dosen lintas ilmu Universitas Amikom Yogyakarta melakukan desiminasi di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Desiminasi dilaksanakan dalam rangka melihat kemampuan pengelolaan sampah menggunakan aplikasi Matrash buatan dosen Amikom.

Matrash merupakan aplikasi berbasis Android yang membantu masyarakat untuk membangun budaya membuang sampah secara teratur, meminimalkan sampah terbuang sembarangan. Kegiatan desiminasi mereka laksanakan mulai Agustus-Desember 2020.

Baca Juga

Dilakukan dengan menggandeng Yayasan Mangrove Center dan Pokwasmas sebagai mitra yang dipimpin Ali Mansur, didanai Kementerian Ristek Brin. Tim terdiri dari Suyatmi, Khusnawi dan Rifda Faticha Alfa Aziza dari Prodi Geografi dan Prodi Informatika.

Matrash meningkatkan kesadaran masyarakat dengan menghubungkan tempat pembuangan sampah, TPS dan bank sampah sebagai mitra. Untuk memastikan limbah yang dihasilkan masyarakat dapat dikelola dengan baik dan dapat meminimalkan polusi lingkungan.

Ketua Tim, Suyatmi mengatakan, Matrash dibuat untuk menurunkan jumlah sampah yang terbuang sembarangan dan mencemarkan lingkungan. Aplikasi ini juga menjadi media edukasi bagi para pengguna, seklaigus memaksimalkan fungsi dari TPS, TPA dan bank sampah.

Matrash memudahkan masyarakat menangani permasalahan sampah dan membuat lingkungan menjadi bersih. Kemudian, meningkatkan penghasilan pengangkut sampah dengan sistem profit sharing, serta mengelola sampah menjadi gaya hidup masyarakat modern.

Aplikasi Matrash dibuat dan dikembangkan menggunakan metode pemikiran desain dan validasi pasar dengan alat model bisnis canvas. Saat ini, fitur aplikasi Matrash berjalan 100 persen dan telah diuji pasar.

"Karena sesuai 12 poin SDGs, Matrsah siap membantu Indonesia, khususnya masyarakat pesisir untuk memecahkan masalah lingkungan untuk tujuan pembangunan berkelanjutan," kata Suyatmi, Jumat (4/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement