Jumat 04 Dec 2020 10:00 WIB

Jalur Gaza akan Kembali Lockdown Usai Covid-19 Melonjak

Masjid dan sebagian besar sekolah di Jalur Gaza akan ditutup siang hari

Red: Nur Aini
 Seorang wanita Palestina mengenakan masker wajah membawa belanjaannya selama penguncian yang diberlakukan menyusul ditemukannya kasus virus corona di Jalur Gaza, Kamis, 27 Agustus 2020. Pada hari Rabu, penguasa Hamas di Gaza memperpanjang penguncian penuh di kantong Palestina selama tiga hari lagi. karena kasus virus korona meningkat setelah deteksi minggu ini dari komunitas penularan virus pertama di wilayah padat penduduk yang diblokir.
Foto: AP / Hatem Moussa
Seorang wanita Palestina mengenakan masker wajah membawa belanjaannya selama penguncian yang diberlakukan menyusul ditemukannya kasus virus corona di Jalur Gaza, Kamis, 27 Agustus 2020. Pada hari Rabu, penguasa Hamas di Gaza memperpanjang penguncian penuh di kantong Palestina selama tiga hari lagi. karena kasus virus korona meningkat setelah deteksi minggu ini dari komunitas penularan virus pertama di wilayah padat penduduk yang diblokir.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Karantina wilayah (lockdown) parsial di Jalur Gaza akan mulai diberlakukan akhir pekan ini setelah infeksi Covid-19 di wilayah padat penduduk tersebut melonjak. Hal itu disampaikan Kementerian Dalam Negeri Gaza pada Kamis (3/12).

Masjid dan sebagian besar sekolah akan ditutup siang hari meski banyak usaha akan diizinkan untuk tetap beroperasi hingga jam malam memaksa warga Gaza untuk tetap berada di rumah. Penutupan total akan diterapkan pada akhir pekan.

Baca Juga

Juru bicara kementerian Eyad Al-Bozom mengatakan kepada awak media bahwa mereka juga sedang mempertimbangkan penguncian total jika diperlukan. Virus corona melonjak lebih dari tiga kali lipat dalam sebulan terakhir hingga menyentuh angka 900 setiap harinya. Dalam kurun waktu itu pula jumlah kematian naik empat kali lipat menjadi 126. Hingga kini sekitar 23.000 infeksi telah dilaporkan.

Organisasi kesehatan memperingatkan wabah Covid-19 bisa dengan mudah lepas dari kendali dan membebani sistem kesehatan di wilayah kantung tersebut, yang dihuni oleh 2 juta warga Palestina dan banyak di antaranya yang hidup dalam kemiskinan. Hamas, kelompok yang menguasai Gaza, memberlakukan penguncian pada Agustus. Akan tetapi, pembatasan itu dilonggarkan dan otoritas kini sedang berupaya menahan gelombang kedua Covid-19.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement