Jumat 04 Dec 2020 05:12 WIB

Bill Gates Dianggap sebagai 'Dokter' Paling Kuat di Dunia

Bill Gates Dianggap sebagai 'Dokter' Paling Kuat di Dunia

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Bill Gates Dianggap sebagai 'Dokter' Paling Kuat di Dunia. (FOTO: Reuters/Simon Dawson)
Bill Gates Dianggap sebagai 'Dokter' Paling Kuat di Dunia. (FOTO: Reuters/Simon Dawson)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Beberapa miliarder puas dengan membeli sebuah pulau untuk diri mereka sendiri, tetapi Bill Gates memilih untuk membangun badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa.

Selama dekade terakhir, orang terkaya di dunia ini telah menjadi donor terbesar kedua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), peringkat kedua setelah Amerika Serikat dan satu peringkat di atas Inggris.

Dilansir dari Politico.eu di Jakarta, Kamis (3/12/2020) sumbangan ini memberinya pengaruh yang sangat besar atas agendanya, yang dapat tumbuh karena AS dan Inggris mengancam untuk memotong pendanaan jika agensi tidak membuat kasus investasi yang lebih baik.

Baca Juga: Bill Gates Salah! Bisnis Perjalanan Gak Akan Mati!

Hasilnya, kata para pengkritiknya, prioritas Gates telah menjadi prioritas WHO. Alih-alih berfokus pada penguatan perawatan kesehatan di negara-negara miskin yang akan membantu untuk menahan wabah di masa depan seperti epidemi Ebola, badan tersebut telah menghabiskan jumlah yang tidak proporsional dari sumber dayanya untuk proyek-proyek dengan hasil terukur yang disukai Gates, seperti upaya memberantas polio.

Kekhawatiran tentang pengaruh miliarder pendiri Microsoft itu telah mengarah pada upaya untuk mengekangnya. Gates diketahui telah menggunakan seperempat dana WHO untuk memberantas polio. Namun ia tetap menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan, karena WHO tengah bersiap untuk memilih pemimpin organisasi.

"Semua kandidat harus bersekutu dengannya," kata Sophie Harman, profesor politik internasional di Queen Mary University of London. “Kamu tidak bisa mengabaikannya.”

Bukti pengaruh Gates yang belum pernah terjadi sebelumnya berlimpah dengan cara yang halus dan mencolok.

Sudah satu dekade yang lalu, ketika Gates mulai mengeluarkan uang untuk pemberantasan malaria, pejabat tinggi WHO - menyuarakan kekhawatiran bahwa yayasan tersebut mendistorsi prioritas penelitian.

"Istilah yang sering digunakan adalah 'filantropi monopolistik' melihat bahwa Gates melakukan pendekatannya pada komputer dan menerapkannya ke Gates Foundation," kata seorang sumber yang dekat dengan dewan WHO.

Gates adalah miliarder dan individu swasta pertama yang bahkan menjadi pembicara utama dalam sidang umum negara-negara anggota WHO. Para akademisi telah menciptakan istilah untuk pengaruhnya dalam kesehatan global: Bill Chill.

Sedikit orang yang berani mengkritik Bill Gates secara terbuka apa yang dia lakukan. Sebagian besar dari mereka hanya akan melakukannya dengan syarat anonim.

"Dia diperlakukan seperti kepala negara, tidak hanya di WHO, tetapi juga di G20," kata seorang perwakilan LSM yang berbasis di Jenewa. Ia juga menyebut bahwa Gates sebagai salah satu orang paling berpengaruh dalam kesehatan global.

Seperti yang terbaru terkait pandemi corona, Bill Gates dan istrinya, Melinda, melalui yayasan Bill & Melinda Gates Foundation kerap mendukung pengembangan vaksin Corona, baik dengan dana maupun berbagai pernyataannya. Hal itu juga berujung pada teori konspirasi yang mengarah padanya.

Tak sedikit yang menyebutkan bahwa Gates adalah dalang dari pandemi yang sudah satu tahun terakhir ini menggerogoti Bumi. Beberapa dari mereka juga menyebut bahwa Gates berupaya menanam chip ke dalam tubuh manusia.

Meski demikian, yayasan Gates telah berkomitmen USD350 juta untuk mendanai pembuatan vaksin Corona, sekaligus distribusinya. Mereka bahkan telah menambahkan USD70 juta untuk membantu menyebarkan vaksin Corona murah di negara miskin atau berkembang, menurut Forbes.

Gates dan tim yayasannya telah mendengar kritik tersebut, tetapi mereka yakin bahwa pengaruh yang mereka kerjakan dan uang yang mereka keluarkan adalah untuk tujuan positif.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement