Jumat 04 Dec 2020 06:01 WIB

Raib 160 Tahun, Patung Kepala Kuda China Kembali ke Museum

Patung kepala kuda China dicuri oleh pasukan Inggris dan Prancis 160 tahun yang lalu

Red: Nur Aini
Patung kepala kuda asal China
Foto: BBC
Patung kepala kuda asal China

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Patung kepala kuda yang terbuat dari perunggu akhirnya kembali ke Museum Istana Kuno Musim Panas di Beijing, China, setelah raib selama 160 tahun.

Patung kepala kuda yang dicuri oleh pasukan Inggris dan Prancis 160 tahun yang lalu akhirnya kembali ke rumah asalnya di Istana Kuno Musim Panas yang dikenal dengan nama Yuanmingyuan sekaligus menjadi peninggalan budaya China yang pertama kembali dari luar negeri, demikian laporan media China, Kamis (3/12).

Baca Juga

Kepala Badan Warisan Budaya Nasional China (NCHA) Liu Yuzhu dalam seremonial pemulangan patung tersebut mengatakan bahwa peninggalan budaya akan hilang jika bangsanya lemah, sebaliknya peninggalan budaya akan terawat jika bangsanya kuat.

Tentu saja kembalinya patung tersebut mendapatkan sambutan hangat dari warganet China. Tanda pagar "kembalinya patung kuda ke Yuanmingyuan" di Weibo dilihat 250 juta kali hingga Selasa (1/12) sore.

Tahun ini merupakan peringatan 160 tahun penjarahan besar-besaran dan perusakan Yuanmingyuan yang bersebelahan dengan kompleks Tsinghua University di Distrik Haidian itu. Liu mencatat keberhasilan pengembalian peninggalan bersejarah tersebut berkaitan erat dengan kerja keras pemerintah China dan para mitranya dari Hong Kong dan Makau.

Pada 13 November 2019, taipan kasino dari Makau mendiang Stanley Ho mendonasikan koleksinya senilai 69,1 juta dolar HK (Rp126,2 miliar) ke Museum Nasional Kota Terlarang di Beijing yang dia beli dari lelang pada September 2007. Warganet China sangat berharap peninggalan budaya China lainnya yang berada di luar negeri segera dipulangkan.

Wakil Direktur Istana Kuno Musim Panas Li Xiangyang mengatakan bahwa sebagian besar peninggalan yang hilang dari museumnya akibat Perang Candu Kedua (1856-1860) tersimpan rapi di Inggris dan Prancis. Sayangnya, beberapa peninggalan lain di istana tersebut tidak diketahui jumlahnya karena arsipnya turut hilang.

Sementara jika melihat bangunan Kota Terlarang, ada sekitar 800 ribu hingga 1 juta item benda peninggalan yang hilang. Sampai saat ini, di situs tersebut baru ada 2.000 prasasti dan batu bata, kata pakar sejarah Liu Yang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement