Kamis 03 Dec 2020 22:52 WIB

Aktivis Pro Demokrasi, Konglomerat Hong Kong Ini Berakhir Ditahan dengan Berbagai Tuduhan

Aktivis Pro Demokrasi, Konglomerat Hong Kong Ini Berakhir Ditahan dengan Berbagai Tuduhan

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Aktivis Pro Demokrasi, Konglomerat Hong Kong Ini Berakhir Ditahan dengan Berbagai Tuduhan. (FOTO: Twitter/hongkongpen)
Aktivis Pro Demokrasi, Konglomerat Hong Kong Ini Berakhir Ditahan dengan Berbagai Tuduhan. (FOTO: Twitter/hongkongpen)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Konglomerat media Hong Kong, Jimmy Lai sebagaimana diketahui digrebek di kantornya sendiri, Apple Daily pada awal tahun ini. Lai merupakan seorang aktivis pro demokrasi yang paling lantang di Hong Kong. Namun, baru-baru ini jaminan bebas yang diberikan Lai ditolak usai ia dituduh karena melakukan penipuan.

Dilansir dari The Guardian di Jakarta, Kamis (3/12/2020) Lai telah menjadi salah satu suara pro-demokrasi paling keras di Hong Kong. Lai dan dua eksekutif Next Digital Media, induk perusahaan Apple Daily telah didakwa ketika membuat laporan rutin kepada polisi atas penangkapan mereka berdasarkan undang-undang keamanan nasional.

Para eksekutif itu ialah kepala operasi Royston Chow Tat-kuen, dan kepala administrasi Wong Wai-keung, mereka dibebaskan dengan jaminan pada hari Kamis.

Baca Juga: Sadis! Gegara Pro Demokrasi, Konglomerat Ini Ditahan Otoritas China, Perusahaannya Langsung Diambil!

Baru-baru ini, ketiganya dituduh melanggar persyaratan sewa lahan dengan menyalahgunakan ruang kantor Next Digital di Tseung Kwan O untuk tujuan lain.

Lai termasuk di antara lebih dari 10 orang yang ditangkap pada bulan Agustus, karena dicurigai melanggar undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan oleh Beijing per bulan Juni. Ruang berita Apple Daily juga digerebek oleh ratusan polisi.

Selain itu, Lai dicurigai berkolusi dengan pasukan asing dan bersekongkol melakukan penipuan, namun polisi belum menuduh adanya kolusi asing. Namun, Lai mengatakan tuduhan itu "dibuat-buat" tetapi dia tidak bisa menjelaskan secara rinci karena proses hukum sedang berlangsung.

Dalam sebuah editorial pada hari Kamis, Wall Street Journal mengatakan bahwa tuduhan terhadap Lai adalah bukti bahwa China akan menghancurkan setiap oposisi. China juga akan melakukan tuduhan apapun untuk menghancurkan mereka.

Hingga kini, lebih dari 10.000 orang telah ditangkap berdasarkan undang-undang lain atas tindakan terkait protes massal.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement