Kamis 03 Dec 2020 20:50 WIB

Meski Pandemi, Wiku Harap Masyarakat Tetap Mencoblos

KPU telah merumuskan aturan protokol kesehatan yang wajib dijalankan.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andi Nur Aminah
 Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito
Foto: BPIP
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito berharap masyarakat tetap dapat menggunakan hak pilihnya dalam pilkada serentak yang akan diselenggarakan pada 9 Desember 2020 nanti. Menurut dia, pemerintah dan lembaga terkait juga telah menyiapkan antisipasi penularan saat penyelenggaraan pilkada berlangsung.

“Masyarakat pemilih harus menyadari pentingnya peran kepala daerah untuk membawa masing-masing daerah bangkit dari Covid. Saya benar-benar berharap masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya untuk memilih pemimpin yang bertanggung jawab,” ujar Wiku saat konferensi pers, Kamis (3/12).

Baca Juga

Wiku menjelaskan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun telah merumuskan aturan protokol kesehatan yang wajib dijalankan oleh penyelenggara pemilu. Seperti melakukan testing kepada petugas TPS, menyediakan sarana kesehatan di antaranya tempat cuci tangan, hand sanitizer di TPS, serta menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak, hingga mengatur kedatangan para pemilih untuk menghindari kerumunan.

“Periksa suhu pemilih sebelum masuk ke TPS untuk memastikan pemilih dalam keadaan sehat dan melakukan simulasi dengan pengawasan dari Satgas Covid-19,” tambah dia.

Berdasarkan data dari ourworldindata dan penelitian dari council of foreign relations pada September 2020, sejumlah negara yang melaksanakan pemilu tidak menunjukan dampak yang signifikan terhadap kenaikan kasus positif Covid-19. Negara-negara tersebut yakni Kroasia, Republik Dominika, Malawi, Makedonia Utara, Korea Selatan, serta Trinidad dan Tobago di Karibia.

Namun di sejumlah negara seperti Belarus, Polandia, Serbia, dan Singapura menunjukan terjadinya tren peningkatan kasus setelah pemilu diselenggarakan. Hal ini disebabkan karena adanya demonstrasi lanjutan pascapemilu di Belarus, adanya pelanggaran aktivitas sosial ekonomi di Singapura dan Polandia, serta ditemukannya kasus yang tidak dilaporkan setelah pemilu di Serbia. “Sehingga terjadi peningkatan setelah proses perbaikan, pencatatan, dan pelaporan data,” tambah dia.

Wiku menyampaikan, berdasarkan penelitian, risiko penularan di tempat pemungutan suara menurun jika dilakukan penegakan disiplin protokol kesehatan 3M, mengatur sirkulasi udara, dan desinfektan secara rutin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement