Kamis 03 Dec 2020 14:02 WIB

Opini Media Armenia: Pakai Bom Nuklir Serang Azerbaijan

Serangan diharapkan bisa mengubah ibu kota Azerbaijan jadi gurun.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Sebuah gambar diam selebaran yang diambil dari rekaman video yang dirilis oleh layanan pers Kementerian Pertahanan Azerbaijan menunjukkan prajurit Azerbaijan memberi hormat di dekat bendera Azerbaijan yang ditanam di atap sebuah gedung di distrik Lachin, Azerbaijan, 01 Desember 2020.
Foto: EPA-EFE/AZERBAIJAN DEFENCE MINISTRY
Sebuah gambar diam selebaran yang diambil dari rekaman video yang dirilis oleh layanan pers Kementerian Pertahanan Azerbaijan menunjukkan prajurit Azerbaijan memberi hormat di dekat bendera Azerbaijan yang ditanam di atap sebuah gedung di distrik Lachin, Azerbaijan, 01 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Sebuah surat kabar Armenia di Amerika Serikat (AS) menerbitkan sebuah opini yang mendesak penggunaan nuklir terhadap Azerbaijan dan penduduk sipilnya. Pernyataan ini muncul akibat kekecewaan Yerevan menyerahkan tiga distrik dalam penyelesaian konflik Nagorno-Karabakh.

Artikel oleh Stepan Altounian meminta pemerintah Armenia untuk menggunakan senjata senjata pemusnah massal (WMD) apa pun yang tersedia. Serangan itu diharapkan bisa mengubah ibu kota Azerbaijan, Baku, menjadi gurun selama 5.000 tahun ke depan.

Baca Juga

Dalam artikel kontroversial diterbitkan oleh grup media Armenia Asbarez, Altounian mempertanyakan opsi penggunaan nuklir. "Mengapa tidak mengambil limbah nuklir dari Metsamor dan membuat bom kotor?" tulisnya.

"Tolong jangan beri tahu saya tentang senjata pemusnah massal ketika Turki dan Azeri menggunakannya terhadap warga sipil tanpa reaksi dari siapa pun," ujar Altounian.

Altounian menyatakan tuduhan atas serangan Baku yang didukung oleh Ankara menggunakan WMD. Namun, tuduhan kepada kedua negara menggunakan senjata terlarang terhadap Armenia tidak pernah dilaporkan oleh badan-badan PBB atau media independen.

Konsulat Jenderal Azerbaijan di Los Angeles, Nasimi Aghayev, segera mengecam media Armenia dari grup Asbarez dan mendesak penegak hukum AS untuk melakukan penyelidikan. "Surat kabar Armenia Dashnak yang berbasis di Los Angeles, Asbarez, menerbitkan artikel yang menyarankan serangan Armenia di Baku, Azerbaijan mengubahnya menjadi 'gurun radioaktif selama 5.000 tahun ke depan.' Kami meminta FBI & LAPD untuk menyelidikinya," katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari DailySabah.

Laporan Anadolu Agency, Aghayev menyatakan, ancaman teroris oleh orang-orang Armenia terhadap warga Azerbaijan adalah hal yang sehari-hari. "Sayangnya, ini bukan pertama kalinya kami menyaksikan ancaman teroris seperti itu terhadap Azerbaijan," ujarnya.

Dalam keterangan itu,  Konsul Jenderal Azerbaijan menyatakan, ancaman seperti itu muncul hasil dari pola pikir yang sakit dan dibentuk oleh kebencian anti-Azerbaijan yang mengakar, Azerbaijanophobia. Pola pikir ini mendorong kekerasan dan kehancuran.

"Saya berharap lembaga penegak hukum Amerika akan terus waspada terhadap ancaman tersebut dan melakukan penyelidikan yang tepat terhadap promosi kekerasan yang keterlaluan oleh kelompok-kelompok yang berbasis di AS," kata Aghayev.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement