Kamis 03 Dec 2020 09:26 WIB

American Airlines Ajak Wartawan Terbangkan Boeing 737 Max

American Airlines akan menjadi maskapai pertama yang akan menerbangkan Boeing 737 Max

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Saat ini American Airlines siap untuk kembali melayani penerbangan komersil menggunakan pesawat Boeing 737 Max dan tengah menunggu penumpangnya.
Foto: Gizmodo
Saat ini American Airlines siap untuk kembali melayani penerbangan komersil menggunakan pesawat Boeing 737 Max dan tengah menunggu penumpangnya.

REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS -- Saat ini American Airlines siap untuk kembali melayani penerbangan komersil menggunakan pesawat Boeing 737 Max dan tengah menunggu penumpangnya. Agar penumpang percaya terhadap keselamatan operasional pesawat, American Airlines mengundang para wartawan dan fotografer terbang menggunakan pesawat tersebut.

Dikutip dari AP News, Kamis (3/12), American Airlines menerbangkan jurnalis dari Dallas ke pusat perawatan pesawat di Tulsa, Oklahoma. Kru juga menjelaskan bagaimana proses mengeluarkan pesawat dari penyimpanan dan membuat perubahan yang diwajibkan Federal Aviation Administration (FAA).

Baca Juga

American Airlines kemungkinan menjadi maskapai pertama yang akan menerbangkan Boeing 737 Max untuk penerbangan komersil pada 29 Desember 2020. Penerbangan akan dilakukan dengan rute New York ke Miami sekali dalam sehari.

Selain itu, American Airlines memastikan sudah memperbarui perangkat lunak kontrol penerbangan utama. Begitu juga dengan menerbangkan pesawat sebagai persiapan untuk penerbangan pertama dengan penumpang pada akhir tahun ini.

Sebelumnya, semua pesawat dari keluarga Boeing 737 Max dikandangkan sejak Maret 2019. Hal tersebut dilakukan setelah terjadi dua kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan 346 orang.

Pada bulan lalu, FAA sudah mencabut larangan terbang tersebut. Keputusan tersebut diambil setelah menyetujui perubahan yang dilakukan terutama dalam perangkat lunak kontrol penerbangan.

Beberapa kerabat dari korban kecelakaan Boeing 737 Max 8 hingga saat ini dikabarkan masih percaya pesawat tersebut tidak aman. Keluarga korban bahkan masih menyatakan kemarahannya kepada Boeing maupun American Airlines.

Warga negara Inggris Zipporah Kuria yang ayahnya meninggal dalam kecelakaan yang menggunakan pesawat tersebut mengatakan Boeing dan FAA seharusnya menyerahkan dokumen tentang perubahan yang dilakukan untuk memperbaiki pesawat. Begitu juga dengan bagaimana proses pengujian tersebut namun dokumen tersebut dirahasiakan karena alasan bisnis.

“Saya merasa seperti Boeing menggunakan pers untuk meningkatkan kepercayaan publik daripada benar-benar mendapatkan kepercayaan publik. Saya benar-benar muak dengan semuanya dan fakta bahwa American Airlines akan membayarnya. Fokus mereka lebih pada keuntungan dan kepentingan perusahaan daripada tentang keselamatan konsumen,” kata Kuria.

Beberapa anggota keluarga dari korban kecelakaan tersebut menginginkan peninjauan yang lebih dalam mengenai operasional pesawat tersebut. Mereka banyak yang tidak mempercayai Boeing atau FAA yang mengizinkan pesawat tetap terbang setelah kecelakaan pertama di Indonesia pada 2018.

“Itu belum dievaluasi ke titik di mana kami dapat mengatakan bahwa itu aman,”  kata Nadia Milleron yang putrinya tewas dalam kecelakaan kedua yang terjadi di Ethiopia.

Sementara itu, Boeing mengatakan telah menerbangkan lebih dari 1.400 penerbangan uji coba dengan pesawat Boeing 737 Max yang sudah diperbarui. FAA mengatakan dalam uji coba tersebut menghabiskan waktu 60 ribu jam untuk meninjau dan menguji pekerjaan Boeing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement