Kamis 03 Dec 2020 02:06 WIB

Anggota DPR Minta Penggerudukan Rumah Ibu Mahfud MD Diusut

Ibunda Mahfud merasa ketakutan saat melihat ke luar rumah usai sholat Dzuhur.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Muhammad Fakhruddin
Anggota DPR Minta Pengerudukan Rumah Ibu Mahfud MD Diusut. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD
Foto: Kemenpolhukam
Anggota DPR Minta Pengerudukan Rumah Ibu Mahfud MD Diusut. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengecam tindakan sekelompok massa yang menamakan dirinya Umat Islam Pamekasan Madura, yang melakukan aksi pengepungan ke rumah ibu dari Menko Polhuham, Mahfud MD yang ada di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Sahroni menyebut massa tersebut bertindak semena-mena dan aksi ini tidak bisa ditolerir.

“Aksi pengepungan di rumah orang tua Pak Mahfud MD ini membuktikan bahwa sebuah kelompok telah berlaku semena-mena terhadap negara karena MMD ini kan perwakilan negara. Jadi hal ini jelas nggak bisa ditolerir karena sudah mengancam pribadi, apalagi orang tua menteri,” kata Sahroni dalam keterangannya, Rabu (2/12).

Sahroni menambahkan, untuk menanggapi kejadian ini, negara harus bertindak tegas. Polisi pun diminta memproses para pelaku pengepungan yang meresahkan warga.

“Polisi nggak boleh kalah. Ini bukan soal menterinya, tapi model persekusi begini yang kerap dilakukan oleh kelompok tersebut. Kalau rumah pribadi seorang menteri saja udah bisa dikepung atau dipersekusi seperti ini, apa lagi rumah orang biasa?” kata Sahroni.

Sebagaimana diketahui, dalam orasi massa yang mengepung rumah Mahfud, mereka menyampaikan penolakan terhadap upaya Polda Metro Jaya yang akan memeriksa Habib Rizieq Shihab karena disebut melakukan pelanggaran protokol kesehatan. Aksi ini kemudian menuai pro dan kontra di masyarakat, mengingat rumah tersebut hanya dihuni oleh ibu dari Mahfud MD.

Sementara itu, keluarga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengungkapkan situasi di dalam rumah yang digeruduk massa. Ibunda Mahfud merasa ketakutan saat melihat ke luar rumah usai melaksanakan sholat Dzuhur.

"Kejadian kemarin siang setelah sholat Dzuhur itu ibu ini sedang istirahat. Kemudian ada ramai katanya di depan sampai gedor-gedor pintu, sampai naik-naik pagar. Ini kebetukan kakak saya kemudian melihat luar dan dengan ibu yang merasa ketakutan," ujar adik bungsu Mahfud, Siti Marwiyah, dalam video yang Republika terima, Rabu (2/12).

Siti mengungkapkan, di rumah yang berada di Kelurahan Bugih, Pamekasan, Jawa Timur, itu hanya dihuni oleh ibunya yang sudah berusia 90 tahun dan kakak perempuannya yang berusia 70 tahun. Mereka hanya ditemani oleh perawat sang ibu serta asisten rumah tangga saja.

"(Ibu) ini sudah 90 tahun. Kakak saya ini 70 tahun. Jadi memang penghuninya di rumah ini tinggalnya perempuan semua, dua perawat juga perempuan semua. Jadi kejadian kemarin memang mencekamlah untuk kami," kata Siti.

Situ pun memastikan keadaan ibundanya kini sudah aman dan sudah kembali berada di rumah. Video yang Republika terima itu direkam usai sholat Subuh, Rabu (2/12), oleh Siti. Dia sendiri tinggal di Surabaya dan memutuskan berangkat ke Pamekasan untuk memastikan keadaan ibundanya.

Mahfud sendiri sudah berkomentar lebih lanjut soal penggerudukan kediamannya di Pamekasan. Mahfud mengatakan, selama menjabat menteri dia selalu berusaha menghindari menindak orang yang menyerang dirinya pribadi, namun dalam kasus itu yang diganggu adalah ibunya. "Tapi kali ini mereka mengganggu ibu saya, bukan mengganggu Menko Polhukam," tulis Mahfud lewat akun Twitternya, @mohmahfudmd, dikutip Rabu (2/12).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement