Rabu 02 Dec 2020 19:53 WIB

BI Yakin Indonesia Jadi Center of Excellent Ekonomi Syariah

Indonesia adalah negara dengan PDB terbesar diantara negara-negara OKI.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Direktur DEKS Bank Indonesia Anwar Bashori menjadi narasumber pada acara webinar Outlook Ekonomi Syariah 2021 di Jakarta, Rabu (2/12). Acara yang merupakan rangkaian dari Road To Anugerah Syariah Republika 2020 ini mengangkat tema
Foto: Prayogi/Republika
Direktur DEKS Bank Indonesia Anwar Bashori menjadi narasumber pada acara webinar Outlook Ekonomi Syariah 2021 di Jakarta, Rabu (2/12). Acara yang merupakan rangkaian dari Road To Anugerah Syariah Republika 2020 ini mengangkat tema

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia optimistis Indonesia akan menjadi center of excellent dari ekonomi syariah dunia sesuai misi dalam Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah (MEKSI) 2024. Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Anwar Bashori mengatakan rasa optimistis ini didukung oleh berbagai upaya yang telah dan akan terus dilakukan oleh segenap pemangku kepentingan.

Selain itu, Covid-19 juga membawa akselerasi dan menunjukkan adanya peradaban baru yang harus disikapi baik oleh ekonomi syariah. Menurutnya, pandemi adalah momentum bagi pengembangan ekonomi syariah untuk lebih memberikan maslahat pada masyarakat.

Baca Juga

"Dari berbagai upaya yang kita lakukan telah membawa pada naiknya peringkat secara global," katanya dalam Webinar Republika: Outlook Ekonomi Syariah 2021, Rabu (2/12).

State of Global Islamic Economy Report 2020/2021 telah menempatkan Indonesia di posisi empat, naik dari posisi lima pada tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan di sektor makanan halal, pariwisata halal, fashion Muslim, farmasi dan kosmetik, juga media dan rekreasi.

 

Anwar mengatakan pendekatan akselerasi ekonomi syariah Indonesia dilakukan melalui ekosistem sehingga muncul halal value chain. Ekonomi komersial dan sosial syariah, juga industri halal harus berjalan beriringan dalam sebuah ekosistem sehingga berdampak signifikan.

Potensi besar muncul karena Indonesia adalah negara dengan Produk Domestik Bruto terbesar diantara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan porsi 14,8 persen, yang diikuti Arab Saudi sebesar 11,3 persen. Sementara 80 persen dari PDB Indonesia diproyeksikan sebagai PDB halal atau non-haram.

Anwar mengatakan Indonesia juga menarik Penanaman Modal Asing tertinggi sebesar 20,5 persen diantara negara OKI, diikuti oleh Turki sebesar 12,1 persen dan Uni Emirat Arab sebesar 9,7 persen. Ini menunjukkan Indonesia paling kompetitif dalam menarik investor.

Evolusi kebijakan ekonomi dan keuangan syariah pun terus menunjukkan keberpihakan. Terbaru melalui Perpres No. 28 tahun 2020 yang memperluas cakupan kerja Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah.

"BI sendiri mewakafkan cetak biru kebijakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah BI pada 2017 untuk jadi dasar perumusan MEKSI," katanya.

Tujuan utama dari cetak biru tersebut adalah membuat ekonomi syariah jadi arus baru ekonomi nasional yang berkontribusi signifikan. Diterjemahkan melalui penciptaan produk lokal berkualitas, perbaikan struktur Neraca Pembayaran Indonesia, pertumbuhan yang inklusif, kestabilan makroekonomi, dan pengembangan sektor-sektor utama.

Sektor atau industri yang jadi fokus adalah pertanian, makanan dan fashion halal, pariwisata halal, dan energi terbarukan. BI melalui Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) juga mengembangkan inklusifitas ekonomi syariah yang bermanfaat bagi sekitar melalui pesantren.

Pendekatan melalui ekosistem pesantren ini menjadi showcase kemajuan halal value chain ekonomi syariah Indonesia. Integrasi juga dilakukan termasuk di sektor dana sosial syariah dengan inovasi khususnya wakaf dengan keuangan komersial. Menurutnya, dana sosial dan komersial akan menjadi sumber pembiayaan baru yang potensial di Indonesia.

"Ini yang menjadikan Indonesia kekuatan yang besar, karena tidak ada negara lain yang punya potensi keuangan sosial sebesar Indonesia," katanya.

Dengan mendorong semua melalui ekosistem, maka celah pengembangan akan semakin kecil. Ini juga perlu terus disertai dengan perbaikan infrastruktur pendukung, komitmen untuk peningkatan literasi, hingga saling menghubungkan mata rantai. Dengan berjamaah maka mimpi jadi //center of excellent// tersebut dapat segera diraih.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement